Ansar Prioritaskan Pengembangan PLTS Untuk Pemenuhan Energi di Dalam Negeri

Gubernur Ansar saat menyimak paparan dari PT Indonesia Power di Pulau Dompak Tanjungpinang.
Gubernur Ansar saat menyimak paparan dari PT Indonesia Power di Pulau Dompak, Tanjungpinang. (Foto : istimewa)

PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Pemerintah provinsi Kepri terus mematangkan Pengembangan Sumber Energi Terbarukan (EBT) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Provinsi Kepulauan Riau.

Setelah beberapa waktu lalu membahas perencanaan pengembang PLTS di Pulau Bintan, kali ini Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, menerima presentasi potensi pengembangan salah satu bentuk EBT yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berskala besar di Kepri dari PT. Indonesia Power (IP) di Ruang Kerja Gubernur, Dompak, Rabu (2/2/2022).

Pembahasan tersebut terkait pengembangan proyek PLTS Kepri untuk ekspor ke Singapura. Rencana pengembangan PLTS untuk kebutuhan ekspor ke Singapura ini berkapasitas kurang lebih 2.800 MW berlokasi di Pulau Kundur dan Pulau Alai, Kabupaten Karimun yang akan melibatkan 4 perusahaan internasional.

Yakni, PT. IP yang merupakan anak perusahaan PT. PLN (Persero), EDF Renouvelables SA (Perusahaan pengembang energi listrik terbarukan dari Perancis), Tuas Power Ltd (Perusahaan pembangkit listrik dan retail dari Singapura), dan Abu Dhabi Future Energy Company PJSC – Masdar (Perusahaan pembangkit listrik dari Uni Emirat Arab).

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Ansar, mengatakan hingga saat ini sudah ada sekitar 9 ekspos yang telah disampaikan berkaitan dengan EBT dengan pengembangan PLTS dari sejumlah perusahaan,.

Oleh karena itu, Pemprov Kepri akan melihat terlebih dahulu urgensi dari masing-masing ekspos tersebut.

“Bagi kita yang terpenting karena semangat pengembangan EBT disampaikan oleh Bapak Presiden tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan luar negeri, tadi sudah disampaikan beberapa ketentuan, saya concern dengan itu. Bahwa kita wajib dulu memenuhi kebutuhan-kebutuhan energi di dalam negeri,” kata Ansar.

Ia juga mengatakan, dari pengalaman masa lalu, saat ini banyak produksi gas di Kepri seperti di Natuna yang dikontrak jangka panjang dengan Singapura, sehingga kebutuhan PLTG lokal menjadi terbatas.

Ia mengungkapkan, meski nantinya PT. IP akan memiliki market share di Singapura, namun ia lebih memastikan kebutuhan dalam negeri agar terpenuhi. Karena, berkaitan dengan Busines to Busines dengan PLN dan nantinya porsi untuk wilayah mana yang memungkinkan secara bisnis perlu dipetakan.

“Saya nanti akan coba undang semua PLN kita, juga perwakilan PLN pusat, akan membahas jika punya sumber energi dari kundur, maka kita sepakati ke depan porsi-porsi kebutuhan dimana yang bisa dipenuhi, seperti di Kundur sendiri, di Karimun, dan lain-lain. Nanti akan kita minta itu dipetakan. Untuk pasar ekspor saya kira bapak-bapak sudah memiliki gambaran porsi untuk pilot project ini,” ujar Gubernur.

Berkaitan dengan multiplier effect untuk masyarakat, Gubernur juga menginginkan adanya gambaran pasti. Sehingga ada informasi lengkap untuk pemanfaatan tenaga kerja lokal.

“Kalau tenaga kerja lokal itu umpamanya memang mesti dilatih, kita sama-sama melatih mereka. Jangan orang dari mana-mana lagi yang datang. Sehingga angka pengangguran kita tak turun-turun walau investasi meningkat, ternyata pekerjanya dari luar semua. Kita bukan alergi dengan pekerja antar daerah, namun potensi lokal harus diutamakan,” ungkap Gubernur Ansar.

Untuk diketahui, PT. Indonesia Power sendiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangkitan dan penyediaan energi listrik. Salah satu fungsi yang dijalankan oleh PT Indonesia Power adalah mengembangkan dan meningkatkan kapasitas daya terpasang dengan jalan melaksanakan pengembangan dan pengembangan potensi energi yang ada, salah satunya adalah Energi Baru Terbarukan. Saat ini PT Indonesia Power memiliki pembangkit di Jawa Bali dengan total kapasitas 8,440 MW di 8 lokasi dan 6,073 MW O&M pembangkit.

Penulis : Ismail
Editor : Redaksi