Antisipasi Kemarau Ekstrim Mulai Februari 2023, BMKG Koordinasi Dengan Pemda

Foto: Dok-Tangkapan layar prakiraan Cuaca BMKG di provinsi Kepri
Foto: Dok-Tangkapan layar prakiraan Cuaca BMKG di provinsi Kepri

PRESMEDIA.ID, Pekanbaru – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, musim kemarau di tahun 2023 akan jauh lebih kering dan ekstrim dibandingkan  periode tiga tahun terakhir (2020-2022).

Atas Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pada musim kemarau BMKG melakukan koordinasi dengan Pemerintah daerah Provinsi Riau.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, Koordinasi dilakukan untuk mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat musim kemarau.

“Diperkirakan Februari minggu ke 4 kemarau pertama akan mulai, kemudian Maret April hujan lagi, Selanjutnya Mei mengering, Juni sampai September kembali kemarau kering,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat melakukan audiensi bersama Gubernur Riau Syamsuar di Rumah Dinas Gubernur Riau belum lama ini.

Kondisi cuaca menjelang musim kering ini, lanjutnya mengakibatkan potensi terjadinya karhutla akan semakin mudah. Sehingga pencegahan harus dilakukan sejak dini sebagai bentuk antisipasi.

Dwikorita menyebut, jika karhutla terjadi, maka akan semakin sulit dipadamkan karena kemarau kering. Apalagi, lanjutnya, karakter tanah gambut yang mengandung bahan bakar berupa sisa tumbuhan sampai di bawah permukaan tanah yang mengakibatkan api akan menjalar saat kebakaran dan menimbulkan asap tebal.

Dwikorita memaparkan, berdasarkan hasil monitoring BMKG, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur saat ini menunjukkan intensitas La Nina yang terus melemah dengan indeks per Januari 2023 dasarian pertama sebesar -0,80 dan pada dasarian kedua adalah sebesar -0.65.

Kondisi La Nina ini ujarnya, diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju kondisi ENSO (El Nino-Southern Oscillation) Netral pada Februari-Maret 2023. Kondisi ENSO Netral ini, diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan tahun 2023.

Sedangkan untuk semester kedua tahun 2023 yang akan datang, lanjut Dwikorita, terdapat peluang sekitar 40-50 persen kondisi ENSO Netral yang akan bertahan hingga akhir tahun.

“Di sisi lain, juga terdapat peluang yang relatif sama, bahwa kondisi ENSO Netral akan berkembang menjadi El Nino lemah terutama setelah periode Juni-Juli-Agustus 2023,” jelasnya.

Dwikorita menuturkan, hingga enam bulan ke depan, BMKG memprediksi bahwa curah hujan bulanan akan didominasi oleh kategori normal. Meskipun, secara volume, curah hujan bulanan 2023 ini relatif menurun dibandingkan curah hujan bulanan selama tiga tahun terakhir (2020-2022-red).

Adapun curah hujan bulanan pada kategori diatas normal, berpeluang terjadi di Sumatra bagian Utara, Kalimantan bagian timur dan utara pada Februari dan Maret 2023, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara pada Februari 2023 dan Papua bagian tengah dan selatan pada Juni 2023.

Sedangkan curah hujan kategori bawah normal, akan berpeluang terjadi di sebagian Sumatera bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah dan sebagian kecil Papua pada Februari-Maret 2023 dan sebagian besar Sumatera dan Jawa pada Mei dan Juni 2023.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar berharap di musim kemarau mendatang diharapkan tidak mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.

Pemerintah provinsi Riau katanya saat ini terus mempersiapkan berbagai kemungkinan untuk menghadapi potensi terjadinya karhutla tersebut.

Kepada BMKG, Syamsuar juga mengucapkan terima kasih atas informasi yang diberikan terkait dengan musim kemarau yang akan terjadi pada tahun 2023 ini.

“Semoga apa yang disampaikan tidak terjadi di Bumi Melayu Lancang Kuning,” ujarnya.

Turut hadir mendampingi Kepala BMKG dalam audiensi itu, Plt.Deputi Bidang Klimatologi Dodo Gunawan, Kepala Balai Besar Wilayah I Hendro Nugroho, Kepala Stasiun Sultan Syarif Kasim II Ramlan, Kepala Stasiun Klimatologi Riau Ayi Sudrajat dan Plt.Kepala Stasiun Meteorologi Rengat Dirjo Waluyo.

Penulis:Presmedia
Editor  :Redaksi