Bayi 16 Bulan Bobot 27 Kg di Bekasi Jalani Program Penurunan Berat Badan

Muhammad Kenzi Alfaro, bayi 16 bulan bobot 27 Kg di Bekasi jalani program penurunan berat badan. (Foto: Detik.com)
Muhammad Kenzi Alfaro, bayi 16 bulan bobot 27 Kg di Bekasi jalani program penurunan berat badan. (Foto: Detik.com)

PRESMEDIA.ID, Jakarta – Balita 16 bulan penderita obesitas, Muhammad Kenzi Alfaro asal Kabupaten Bekasi, Jawa Barat akan menjalani program penurunan berat badan. Upaya itu dilakukan guna mencegah komplikasi terhadap bayi berbobot 27 kilogram itu.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril mengatakan balita tersebut perlu menjalani observasi kondisi kesehatan terlebih dahulu. Kenzi akan mengikuti program penurunan berat badan guna mencegah komplikasi lainnya.

“Jadi yang pertama diobservasi dulu, agar tidak terjadi komplikasi. Kedua, dibuat program untuk menurunkan berat badan,” ujar Syahril, Rabu (22/2/2023) dikutip dari CNNIndonesia.com.

Syahril menyebut program diet tersebut ditangani oleh tim obesitas yang terdiri dari kolaborasi dokter anak dan ahli gizi.

“Nanti dokter anak itu yang punya program dietnya. Itu sudah ada itu dietnya. Intinya, program untuk menyeimbangkan antara umur, berat badan, dan tinggi badan. Kalau dia kelebihan (berat badan), bagaimana diturunkan,” katanya.

“Kalau stunting, ada program untuk menaikkan gizi. Ada menunya, ada caranya, aturan dietnya,” sambungnya.

Berat badan ideal untuk balita seusia Kenzi, kata Syahril, berkisar dari 10 hingga 15 kg.

Syahril turut menyinggung Kartu Menuju Sehat (KMS) yang menjadi pemantau tumbuh kembang anak.

“Kayak gini kan terjadi obesitas, itu sebetulnya di awal kelihatan ini dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)nya, ‘Lho tiap bulan kok naiknya luar biasa? Di atas garis yang normal,’ Nah, itu harus segera (ditangani), jangan menunggu orangnya harus sesak dulu, sampai sakit dulu,” imbuhnya.

Related Posts

Lebih lanjut, ia mengimbau masyarakat untuk melakukan deteksi dini sejak sebelum menikah, proses kehamilan, melahirkan, dan seiring perkembangan anak untuk mencegah pelbagai penyakit yang dapat dideteksi.

Masyarakat dapat menjalani pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan seperti posyandu dan puskesmas.

Balita 16 bulan itu sebelumnya viral di media sosial karena memiliki berat badan yang tak normal dari balita seusianya, yakni 27 kg. Oleh karena itu, Kenzi terpaksa mengenakan baju untuk anak berusia 10 tahun.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supriadinata menjelaskan Kenzi lahir dari pasangan M Sopiyan (41) dan Pitriah (40) yang tercatat sebagai warga Kampung Tambun Permata, RT 002/002, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

Supriadinata menyebut Kenzi telah ditangani tenaga kesehatan dengan menjalani rawat jalan secara intensif sejak Desember 2022.

Petugas mengetahui kondisi obesitas Kenzi setelah orang tua balita itu mendatangi Posyandu Setyamulya di Desa Pusaka Rakyat pada Desember 2022 lalu.

Bidan dari desa mulai rutin melakukan kontrol ke rumah orang tua Kenzi, didampingi oleh petugas Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) pada 16 Desember 2022.

Lalu, pada 20 Desember 2022, petugas TPG bersama kader posyandu menjemput Kenzi dan ibunya untuk dibawa ke UPTD Puskesmas Setiamulya.

“Sesampainya di sana, dilakukan pemeriksaan oleh dokter kemudian dirujuk ke RS Ananda Babelan untuk ditangani lebih lanjut,” jelasnya.

Sejak saat itu Kenzi diharuskan melakukan rawat jalan dan saat ini balita obesitas itu menjalani pemeriksaan rutin di Rumah Sakit Hermina Bekasi sebagai upaya menurunkan berat badan.

Penulis: Presmedia
Editor  : Redaktur

Leave A Reply

Your email address will not be published.