Kemenkes Genjot Capaian Imunisasi Polio, Difteri dan Campak di Daerah Berisiko Tinggi

PRESMEDIA.ID, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menjalankan program imunisasi tambahan khusus polio, difteri dan campak. Program ini sebagai upaya mengejar cakupan imunisasi secara nasional.
Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan imunisasi tambahan polio akan dilakukan di Provinsi Jawa Barat, Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Riau.
Sementara imunisasi tambahan difteri dilaksanakan di kabupaten Garut. Kemudian imunisasi tambahan campak di Provinsi Papua Tengah.
“Cakupan imunisasi harus digenjot, mengingat mayoritas provinsi di Indonesia memiliki risiko penularan polio, campak, dan difteri yang tinggi,” kata Syahril melalui keterangan resminya, Rabu (24/5/2023).
Menurut Syahril, ada 21 provinsi dan 296 kabupaten/kota merupakan wilayah dengan risiko tinggi transmisi polio. Sedangkan campak, sebanyak 10 provinsi dan 194 kabupaten/kota di Indonesia.
“Wilayah ini masuk ke dalam wilayah dengan risiko transmisi campak yang tinggi dan sangat tinggi,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut Syahril, pada 2022 hingga 2023 terjadi kejadian luar biasa (KLB) polio tipe 2 di Indonesia. Pada 2022 di Provinsi Aceh di Kabupaten Pidie, Aceh Utara dan Bireuen, dan pada 2023 cakupan imunisasi polio di Purwakarta Jawa Barat sangat rendah.
Khusus untuk kanker, Syahril mengatakan akan dilakukan program pemberian vaksinasi HPV secara gratis untuk mencegah angka pengidap kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.
“Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD dan akan diberikan merata di 34 Provinsi di Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut kata Syahril, Kemenkes juga tengah menyiapkan program percontohan untuk pemeriksaan kanker serviks menggunakan metode HPV DNA Test.
Saat ini, HPV DNA test dilakukan di lima kota di Provinsi DKI Jakarta, yaitu Jakarta pusat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Syahril, mengatakan dibutuhkan kerja keras dari berbagai pihak.
“Khususnya pemerintah daerah untuk memastikan capaian imunisasi dapat sesuai dengan target. Dengan demikian kita dapat melindungi masa depan generasi penerus bangsa, memastikan anak-anak kita dapat tumbuh dengan baik dan sehat,” pungkasnya.
Baca Juga :
- Meningkat 200 Persen, Anak Usia Sekolah Penderita TBC di Indonesia Mencapai 57.500 Orang
- Kemenkes Ingatkan Jemaah Calon Haji Waspadai Penularan MERS-CoV
- Kasus HIV dan Sifilis di Indonesia Meningkat, Penularan Didominasi Ibu Rumah Tangga
Sumber: Kemenkes
Editor : Redaktur