
PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyebutkan, meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 di Kepri dikarenakan masalah kurangnya perlakuan (treatment) medis dan kesadaran masyarakat yang melemah.
Menurutnya, selama ini banyak warga atau korban yang terkonfirmasi positif kurang menyadari gejalanya dan meminta isolasi mandiri di rumah. Kemudian, setelah gejala itu terasa berat, baru dibawa ke rumah sakit hingga meninggal dunia.
“Kalau kasus meninggal dunia problem treatment kita. Setelah saya cek kenapa angka meninggal dunia tinggi, karena kebanyakan ada yang terkonfirmasi positif enggan ke rumah sakit, tapi setelah terlalu berat baru dirawat,” ungkapnya, Senin (26/7/2021).
Seharusnya, lanjut Ansar, warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus cepat di screening dan mendapat perawatan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa parah gejala pasien yang terpapar tersebut.
”Jadi, pihak rumah sakit bisa menentukan apakah pasien terkonfirmasi positif itu harus menjalani perawatan di rumah sakit, karantina terpadu, atau isolasi mandiri. Untuk itu, masyarakat juga harus lebih proaktif,” imbau Ansar.
Sebelumnya, berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kepri, per 25 Juli 2021 penambahan korban meninggal dunia sebanyak 31 kasus. Sehingga, secara kumulatif total kasus meninggal dunia saat ini berjumlah 1.020 kasus.
Rinciannya, Batam 523 kasus, Tanjungpinang 246, Bintan 113, Karimun 58, Anambas 28, Lingga dan Natuna masing-masing 26 kasus.
Sementara untuk kasus terkonfirmasi positif juga terus mengalami peningkatan. Pada hari yang sama tercatat penambahan 599 kasus. Sedangkan, kasus sembuh bertambah 322 orang. Dengan demikian, total kasus yang masih aktif saat ini sebanyak 7.046 kasus.
Penulis: Ismail
Editor: Ogawa