Ini Arti Tiga Nama Stadiun Dompak Yang Direkomendasi LAM, Mana Yang Anda Pilih?

Budayawan dan Pengurus LAM Provinsi Kepri Abdul Malik.
Budayawan dan Pengurus LAM Provinsi Kepri Abdul Malik.

PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau telah memberikan tiga pilihan bakal nama Stadiun Pulau Dompak. Ketiga nama tersebut yakni, Biram Dewa, Arung Birawa, dan Sri Tri Buana.

Dari ketiga nama tersebut akan dipilih satu nama yang bakal menjadi nama resmi Stadiun Dompak. Peresmian akan dilaksanakan 7 April mendatang. Kira-kira manakah nama yang paling menarik dan cocok? Namun, sebelum memilih tentu saja, kita harus mengetahui arti dari ketiga nama tersebut.

Budayawan Provinsi Kepulauan Riau, Abdul Malik menjelaskan, ketiga bakal nama yang menjadi opsi tersebut merupakan nama-nama tokoh pahlawan melayu dan bugis serta nama pulau.

Dimulai dari Biram Dewa. Dijelaskannya, Biram Dewa merupakan nama pulau yang di kawasan Sungai Carang tempat dimana Raja Haji Fisabilillah mendirikan istana yang sangat megah. Istana tersebut melambangkan kemakmuran pada zaman Kesultanan Johor Pahang Riau Lingga pada tahun 1700-an.

“Kalau Istana Sultan Mahmud di Kota Rebah, Raja Haji di Pulau Biram Dewa. Istana itu melambangkan kemakmuran Sultan Mahmud dengan Raja Haji (Fisabilillah),”ujarnya, Kamis (12/3/2020).

Kemudian, Arung Birawa. Berbeda dengan Biram Dewa yang merupakan nama pulau, Arung Birawa merupakan nama seorang tokoh pahlawan asal Bugis. Yang paling dikenal saat beliau memimpin perang melawan Belanda pada 1820.

Tokoh Bugis ini kata Malik, bahkan memiliki inisiatif meminta pemindahan perkampungan Bugis yang dulunya di kawasan Jalan Teuku Umar tepatnya yang saat ini menjadi sekolah Bintan. Ke Senggarang atau yang saat ini dikenal dengan nama Kampung Bugis.

“Intinya, Arung Birawan ini adalah tokoh Bugis yang gagah berani melawan Belanda,”jelasnya.

Terakhir, Sri Tri Buana, Mengenai Nama ini, Dekan FKIP UMRAH ini menjelaskan, Sri Tri Buana merupakan nenek moyang orang Melayu. Ia juga dikenal dengan nama Sangka Purba.

Pada abad ke-12 dulu, ia turun dari Bukit Siguntang Mahameru di Palembang ke Kerajaan Bintan. Kala itu, Kerajaan Bintan dipimpin oleh seorang Sultan perempuan, Wan Sri Beni (yang kini menjadi nama aula Kantor Gubernur Kepri-red). Ia memiliki anak perempuan bernama Putri Bintan yang kemudian dinikahkan dengan Sri Tri Buana.

Setelah menikah, lalu Sri Tri Buana ini menggantikan mertuanya memimpin Kerajaan Bintan. Hingga pada abad ke-13, Ia memindahkan pusat pemerintahannya ke Singapura,”jelasnya.

Penulis:Ismail