Ini Makna dan Kesakralan Tepuk Tepung Tawar Menurut Budayawan Melayu di Kepri

Wakil Ketua Lembaga Adat Melayu LAM Provinsi Kepulauan Riau Abdul Malik
Wakil Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau Abdul Malik.

PRESMEDIA.ID,Tanjungpinang- Wakil Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau, Abdul Malik mengatakan, prosesi Tepuk Tepung Tawar merupakan salah satu kebudayaan Melayu yang sangat Sakral. Menurutnya, unsur budaya ini diangkat menjadi Adat hingga dianggap sangat penting dan utama dalam Budaya Melayu.

“Maka prosesi ini sudah menjadi Aturan, dimana pada acara-acara penting, seperti Penabalaab Jabatan, Pernikahan dan acara penting lainnya, Semua melakukan adat Tepuk Tepung Tawar,”ucapnya saat ditemui di Kantor LAM Kepri Jalan Haji Agus Salim Tanjungpinang, Sabtu (7/3/2020).

Ia menjelaskan, secara umum adat istiadat itu merupakan perwujudan doa selamat untuk memohon keselamatan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, didalam prosesinya digunakan dengan simbol-simbol Melayu yang dikaitkan dengan ajaran agama Islam.

Yang menepuk tepung tawar pun, lanjut Malik, harus dilakukan sesama jenis kelamin. Lelaki dengan lelaki dan perempuan dengan perempuan. Kalau pun berbeda kelamin, namun harus Muhrimnya.

“Itu makanya, manakala prosesi itu dilakukan diawali dengan lafaz Allah dan dilakukan oleh orang yang paham. tidak boleh sembarangan orang,”tegasnya.

Malik menambahkan, adat Melayu selalu menekankan pada dua nilai yakni, “Tuah” dan “Amanah”. Tuah artinya untuk keberuntungan, berdasarkan inayah (Pertolongan) Allah SWT. Sementara Amanah, merupakan sesuatu yang dipercayakan untuk dijaga, dilindungi, dan dilaksanakan.

Atas nilai itulah, lanjut dia, adat tepuk tepung tawar dianggap sangat sakral. Sehingga, tidak boleh dianggap remeh atau dilakukan dengan sembarangan.

“Itu makanya proses ini sangat sakral karena pengharapan bagi orang yang ditepuk tepung tawar itu sangat besar. Baik itu sebagai pemimpin, pejabat atau lainnya,”jelas Malik.

Bahan-Bahan dan Tata Cara serta Simbol dalam Prosesi Tepuk Tepung Tawar

Prosesi tepuk tepung tawar biasanya dilakukan dalam berbagai acara. Mulai dari penabalan gelar adat, pelantikan pemimpin, peresmian tempat, pernikahan, dan berbagai acara penting lainnya.

Dalam melaksanakan adat tersebut memerlukan tata cara serta bahan-bahan yang harus disediakan. Adapun bahannya yakni, beras kunyit, beras basuh, air tepung tawar, beretih dan air wangi.

Prosesi bertepuk tepung tawar, dimulai dengan mengambil sejemput beras kunyit, beras putih dan beretih lalu ditaburkan melewati atas kepala, kebahu kanan dan kiri orang yang ditepuk tepung tawarkan.

Kemudian, percikkan air yang ada ke kedahi atau kening, bahu kanan dan kiri, lalu di belakang telapak tangan kanan dan kiri, urutan merenjis digambarkan dalam bentuk lam alim yang bermakna Allah Berkehendak.

Budayawan Kepri, Abdul Malik menjelaskan, penggunaan bahan-bahannya pun penuh dengan simbol. Seperti, beras kunyit yang berarti kemuliaan. Lalu, beras basuh atau beras putih yang sudah dibersihkan, melambangkan kesucian diri. Beretih atau padi yang digoreng kuning melambangkan kecermatan.

Kemudian, Air percung atau air yang harum mawar melambangkan keharuman nama. Serta bedak langir yang dingin atau kapur yang melambangkan tidak mudah panas menghadapi kehidupan.

“Dari simbol itu saja, sudah bisa diartikan bahwa prosesi ini sangat sakrat bagi kebudayaan Melayu,”kata Malik.

Setelah itu, prosesi tepuk tepung tawar diakhiri dengan pembacaan doa agar orang yang ditujukan dalam keadaan selamat dan penuh keagungan.

Penulis: Ismail