Jaringan 5G Resmi Beroperasi, Menkominfo: Transformasi Digital Indonesia Memulai Babak Baru

Menkominfo RI Johnny G Plate saat peresmian peluncuran layanan 5G di Jakarta baru baru ini.
Menkominfo RI Johnny G Plate saat peresmian peluncuran layanan 5G di Jakarta baru-baru ini. (Foto: Istimewa/Kemenkominfo).

PRESMEDIA.ID, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengungkapkan, Indonesia memasuki babak baru teknologi informasi. Sejak Senin (24/5/2021), hal ini menyusul jaringan seluler 5G mulai beroperasi secara komersial di seluruh Indonesia.

Dilansir laman resmi Kemenkominfo, jaringan bergerak seluler 5G yang beroperasi perdana tersebut, sebut Menteri Johnny, berbasis teknologi IMT-2020 atau International Mobile Telecommunications-2020 pada pita frekuensi 2.300 MHz atau 2,3 GHz.

”Beroperasinya jaringan seluler 5G merupakan buah hasil kerja pemerintah dan penyelenggara telekomunikasi sekaligus menjadi wujud percepatan transformasi digital di Indonesia,” kata Menteri Johnny saat peresmian beroperasinya 5G baru-baru ini di Jakarta.

Sebelum diluncurkan Kementerian Kominfo bersama dengan beberapa penyelenggara telekomunikasi telah melakukan 12 kali uji coba jaringan 5G sepanjang 2017 hingga 2020.

“Salah satu uji coba dilakukan pada saat perhelatan Asian Games pada 2018. Awal 2021 ini, Kementerian Kominfo juga telah melakukan lelang pita frekuensi 2,3 GHz,” jelas Menteri Johnny.

Layanan jaringan 5G ini, juga menandai tahapan operasi simultan 4G dan 5G di tanah air. Dengan demikian, kehadiran layanan 5G tidak lantas menggusur layanan 4G yang sudah digunakan masyarakat.

”Sebab, dalam tahapan pengembangan awal tersebut, jaringan 4G juga dibutuhkan sebagai basis operasionalisasi 5G. Namun, sebagai teknologi baru, jaringan 5G tentunya akan semakin mendorong kemajuan sektor digital Indonesia,” ujar Menteri Johnny.

Yang pasti, imbuh Johhny, layanan 5G lebih cepat dan kapasitas jaringan lebih besar sekaligus andal dibandingkan jaringan 4G. Di samping itu, teknologi 5G akan membuka potensi layanan tidak hanya untuk komunikasi antar manusia (human-to-human), tetapi juga mengintegrasikan jaringan manusia dengan mesin (human-to-machine) dan juga jejaring komunikasi machine-to-machine.

”Supaya layanan 5G lebih optimal, Indonesia membutuhkan alokasi spektrum frekuensi setidaknya di tiga layer lapisan, yaitu low band, middle band, dan high band. Teknologi 5G merupakan teknologi yang sangat fleksibel. Artinya, teknologi itu dapat diterapkan untuk jenis layanan Mobile Broadband maupun Fixed Broadband,” demikian Menteri Johhny.

Penulis: Redaksi/Rilis Kemenkominfo
Editor: Ogawa