
PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Kota Tanjungpinang merupakan kota destinasi unggulan untuk wisata religi yang kaya akan sejarah, budaya, dan tradisi Melayu.
Dikenal sebagai Kota Gurindam, ibukota Provinsi Kepulauan Riau membanggakan toleransi antar umat beragama yang tinggi, menjadi peringkat pertama nasional dalam Indeks Kerukunan Umat Beragama pada 2022 dan 2023.
Pulau Bintan, termasuk Tanjungpinang dan Bintan, menawarkan beragam tempat ibadah bersejarah yang mengagumkan.
Bagi para penganut Buddha, terdapat vihara-vihara indah yang patut dikunjungi. Sementara bagi umat Islam, beragam masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang unik.
Selain itu, Tanjungpinang memiliki gereja tertua di daratan Melayu, juga menjadi daya tarik bagi umat Nasrani.
Meski berfokus pada tema wisata religi, tetapi jangan lewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen Anda dengan swafoto di spot-spot unik di sejumlah tempat ibadah di Tanjungpinang.
Berikut adalah beberapa tempat wisata religi yang bisa Anda kunjungi di Tanjungpinang dan Bintan
1. Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat

Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat menjadi destinasi wisata religi yang memikat. Terletak di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat, merupakan salah satu situs bersejarah yang menarik perhatian wisatawan.
Pengunjung yang tiba menggunakan Ferry di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang akan dengan mudah menemukan keindahan Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat yang mempesona.
Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat, awalnya dibangun pada tahun 1803 di Pulau Mahar (Penyengat) sebagai mas kawin dan kediaman bagi Raja Hamidah Engku Putri.
Masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi sejak itu, yang terbesar dilakukan pada tahun 1832 oleh Raja Abdurrahman, yang dipertuan Muda ke-7 Kerajaan Riau-Lingga, dengan partisipasi seluruh masyarakat Pulau Penyengat.
Salah satu keunikan yang menarik dari Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat adalah penggunaan putih telur dalam bahan bangunannya, menciptakan daya tahan yang luar biasa. Arsitektur masjid ini sarat dengan simbol-simbol ajaran agama Islam, termasuk, Tangga masjid dengan 13 anak tangga, mencerminkan 13 rukun shalat.
Selanjutnya, 5 pintu masuk yang melambangkan rukun Islam, 6 jendela yang menggambarkan Rukun Iman, atap bangunan memiliki 13 kubah dan 4 menara, yang ke semuanya berjumlah 17 dan hal ini melambangkan jumlah rakaat shalat sehari semalam dalam Islam.
Di dalam masjid juga terdapat dua lemari yang dulunya digunakan sebagai Lemari Perpustakaan Khutub Khana Marhum Ahmadi.
Sampai saat ini, almari tersebut masih berisi buku-buku yang menunjukkan pentingnya ilmu pengetahuan dalam budaya Islam. Selain itu, terdapat sebuah Al Qur’an bertuliskan tangan yang ditulis oleh Abdurrahman Stambul pada tahun 1867, menandai kontribusi Pulau Penyengat dalam penyebaran agama Islam.
Saat ini, Masjid Sultan Riau telah diakui sebagai situs cagar budaya oleh pemerintah Republik Indonesia dan menjadi salah satu destinasi wisata religi yang populer di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Dengan sejarahnya yang kaya dan keindahannya yang menawan, mesjid ini menjadi tujuan yang wajib dikunjungi bagi wisatawan yang mencari pengalaman spiritual dan sejarah yang mendalam.
2. Masjid Raya Nur Ilahi Dompak
Masjid Raya Nur Ilahi Dompak menjadi destinasi wisata religius dengan panorama yang sangat menakjubkan.
Masjid Nur Ilahi, terletak di Pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau, Pulau Dompak, Tanjungpinang.
Dikenal dengan menaranya yang menjulang tinggi, masjid ini menjadi landmark yang tak terpisahkan dari kota Tanjungpinang.
Tanjungpinang dan pusat pemerintahan Terhubung dengan Jembatan Dompak dan diberi nama Jalan H. Mohammad Sani sepanjang 1,5 kilometer, lokasinya sangat strategis.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Nur Ilahi juga menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan di Tanjungpinang. Keunikan arsitektur dan lokasinya yang strategis menjadikan masjid ini sebagai daya tarik utama bagi para wisatawan.
Dibangun oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Masjid Raya Dompak memiliki pesona yang mampu menarik minat para wisatawan. Dari sini, Anda bisa menikmati pemandangan indah kota Tanjungpinang yang terbentang di sepanjang pesisir, menjadikannya salah satu destinasi wisata yang tak boleh dilewatkan.
Tak hanya itu, dari kawasan sekitar masjid ini, Anda juga bisa menikmati keindahan Jembatan Dompak yang menghubungkan Tanjungpinang dengan Pulau Dompak, membentang sepanjang 1,5 kilometer. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen-momen berharga selama berkunjung di sini.
3. Gereja Ayam (GPIB Bethel Tanjungpinang)

Gereja Ayam, yang secara resmi dikenal sebagai GPIB “Bethel” Tanjungpinang, merupakan salah satu situs bersejarah yang terletak di pusat kota Tanjungpinang,
Didirikan pada tahun 1883, gereja ini adalah peninggalan bersejarah dari masa keberadaan Belanda di Tanjungpinang dan menjadi gereja tertua di Provinsi Kepulauan Riau.
Dikenal dengan sebutan “Gereja Ayam” oleh masyarakat setempat karena adanya patung ayam jago di bagian puncak bangunan, GPIB Bethel Tanjungpinang juga merupakan bangunan cagar budaya dan awalnya disebut “De Nederlandse Hervormde Kerk te Tandjoengpinang†yang digunakan serdadu militer Belanda yang beragama Kristen Protestan untuk peribadatan.
Dengan jarak hanya 500 meter dari Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SBP), gereja GPIB Bethel Tanjungpinang ini masih tetap digunakan jemaat kristiani untuk beribadah.
4. Gereja Katolik Hati Santa Maria Tak Bernoda
Jejak agama Katolik di Tanjungpinang tercermin dalam Gereja Katolik Hati Santa Maria Tak Bernoda, yang terletak di Jalan Diponegoro Nomor 12 Tanjungpinang.
Didirikan pada tanggal 12 Februari 1939, gereja ini menjadi salah satu simbol kehadiran Katolik di Tanjungpinang pada masa itu.
Awalnya sebuah stasi yang diresmikan pada 15 September 1928, gereja ini kemudian berkembang menjadi paroki Tanjungpinang.
Gereja Katolik Hati Santa Maria Tak Bernoda merupakan salah satu tempat peribadatan tertua di Tanjungpinang dan telah menjadi pusat aktivitas keagamaan bagi umat Katolik selama hampir 78 tahun.
Dengan bangunan yang tetap terawat dengan baik, beberapa renovasi telah dilakukan untuk menjaga keutuhan dan keindahan gereja. Salah satu ciri khasnya adalah menara yang berdiri di depan gereja, dengan tinggi sekitar 10 meter dan memiliki simbol salib khas gereja Katolik.
Gereja ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi salah satu destinasi wisata religi bagi umat Katolik dan pengunjung yang tertarik pada arsitektur dan sejarah gereja.
5.Pagoda Sata Sahasra Budha dan Vihara Avalokitesvara Graha Tanjungpinang

Selain masjid dan Gereja, tempat peribadatan agama Budha juga banyak ditemui di kota Tanjungpinang. Salah satunya adalah Pagoda Sata Sahasra Budha dan Vihara Avalokitesvara Graha di kilometer 14 kota Tanjungpinang.
Pagoda Sata Sahasra Budha dan Vihara Avalokitesvara Graha, menjadi tempat ibadah agama Buddha yang menarik perhatian banyak pengunjung. Oleh MURI menetapkan Pagoda Sata Sahasra Budha sebagai Pagoda Tertinggi dengan patung Buddha terbanyak di Indonesia.
Dibangun selama 7 tahun dengan tinggi mencapai 46,8 meter di lahan 10,4 hektar, Pagoda Sata Sahasra Budha memiliki 9 lantai dengan total 20.708 keping di setiap lantainya.
Dan tempat ini, juga menjadi salah satu kawasan wisata religi yang terkenal di Kota Tanjungpinang.
Selain pagoda, di kawasan ini juga terdapat juga Vihara Avalokitesvara Graha, yang menyediakan ruang bagi pengunjung untuk beribadah atau sembahyang.
Kunjungan ke Pagoda Sata Sahasra Budha dan Vihara Avalokitesvara Graha tidak hanya memberikan pengalaman spiritual, tetapi juga estetika yang memukau yang menarik wisatawan lokal dan internasional dari Singapura, Tiongkok, dan Thailand.
Waktu kunjungan ke kawasan pagoda ini, dapat dilakukan mulai pukul 07.00 hingga 17.30, dengan kesempatan bagi pengunjung untuk beribadah dan berfoto di lokasi.
6. Patung Seribu Vihara Ksitigarbha Bodhisattva: Destinasi Wisata dan Tempat Ibadah

Patung Seribu Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, terletak di Jalan Asia Afrika kilometer 14 Tanjungpinang-Kijang, merupakan tempat ibadah dan destinasi wisata yang menarik bagi umat Buddha dan warga Tionghoa.
Berjarak 14 kilometer dari Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, tempat ini dapat dicapai dalam waktu 10-15 menit dengan motor atau mobil.
Patung ini dibangun sejak tahun 2003 dan selesai pada tahun 2014, lalu dibuka untuk umum sejak tahun 2017.
Ketika Pengunjung ke lokasi ni, akan disambut dengan Gapura tinggi yang dihiasi dengan patung Singa dan tulisan China, sebelum masuk ke dalam bangunan besar yang menyerupai lorong kuno di Tiongkok, terbuat dari batu-batu yang disusun rapi dengan atap bertingkat corak khas Tiongkok.
Di dalam, pengunjung akan melihat patung-patung China yang disebut Lohan dan Arhat, merepresentasikan orang-orang yang mencapai kesucian spiritual dalam agama Buddha.
Meskipun dikenal sebagai “Patung Seribu”, sebenarnya jumlah patung di tempat ini hanya lebih dari 500.
Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.30, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk beribadah dan menikmati keindahan seni dan spiritualitas Buddha. (Advt)
Penulis: Roland
Editor : Redaksi