
PRESMEDIA.ID, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, dalam sepekan tren kasus dan hospitalisasi harian pasien COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia mulai menurun, dan Tren penurunan ini akan terus dipantau dalam beberapa pekan ke depan.
“Ada juga beberapa provinsi yang sudah mencapai puncaknya. Jadi sudah mulai melandai, sudah seminggu menurun. Tapi kita masih menunggu konsistensi penurunannya dalam dua minggu kedepan,†ujarnya dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Minggu (27/02/2022) melalui konferensi video.
Menkes mencontohkan, tren Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan sudah mulai melandai dan terlihat segera akan menurun. Sementara, sejumlah provinsi seperti DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Barat telah memperlihatkan tren penurunan yang konsisten dalam tiga minggu berturut-turut baik dari jumlah penularan maupun juga positivity rate-nya.
Di sisi lain, Kemenkes juga menyatakan, terdapat sejumlah provinsi di Indonesia terutama di luar Jawa dan Bali yang menunjukkan adanya tren peningkatan kasus.
Beberapa provinsi yang masih mengalami peningkatan, khususnya di Jawa itu adalah Jogjakarta, kemudian di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur.
“Di Sumatera Utara juga masih meningkat, Kepulauan Riau, sama Riau juga masih meningkat, kemudian beberapa provinsi di Sulawesi,†jelas Menkes
Lebih lanjut Budi menyampaikan, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit (RS) juga terlihat mulai melandai dan masih relatif terkendali.
“Terjadi pergeseran dari Jawa-Bali ke luar Jawa-Bali dan kita ada juga beberapa catatan provinsi-provinsi dan kabupaten/kota di luar Jawa-Bali yang perlu kita perhatikan. Tapi belajar dari pengalaman Jawa-Bali bahwa keterisian rumah sakit sekitar 40-50 persen dari Delta, mudah-mudahan masih bisa kita kendalikan,†ujarnya.
Tingkat kematian pada gelombang Omicron, ujar Budi, juga relatif lebih rendah dibanding saat gelombang Delta.
“Yang meninggal di rumah sakit kami lihat sekarang per harinya 250-an orang, dibandingkan dengan puncak Delta yang 2.000 orang per hari, jadi sekitar hampir 15 persen dari puncaknya Delta,†ungkapnya.
Budi menambahkan, jumlah pasien meninggal terbanyak adalah mereka yang belum divaksinasi, belum divaksinasi lengkap, memiliki komorbid, dan kelompok masyarakat lanjut usia (lansia).
Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah terus berupaya mengakselerasi laju vaksinasi terutama bagi kelompok rentan.
“Vaksinasi lansia dan juga kelengkapan dosis vaksinasi itu merupakan prioritas untuk kita lakukan sama-sama,†imbuhnya.
Kejar Lebaran, Kelengkapan Dosis Vaksinasi Jadi Prioritas
Hingga saat ini pemerintah telah menyuntikkan hingga 344 juta dosis vaksin COVID-19 baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua.
Cakupan dosis pertama mencapai 190,67 juta dosis atau 91,55 persen, sedangkan dosis kedua 143,78 juta atau 69,04 persen.
Menkes juga berharap, pada akhir April tahun ini cakupan vaksinasi dosis kedua di seluruh Indonesia sudah mencapai 70 persen.
“Mudah-mudahan kali ini kalau hasilnya baik yang Lebaran kali ini kita bisa hadapi dengan berbeda, dibandingkan Lebaran-Lebaran sebelumnya, dengan kondisi bahwa harus dilakukan percepatan vaksinasi dosis kedua,” tandasnya.
Penulis:Redaksi
Editor :Redaksi