
PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Pelayanan kesehatan terhadap pasien Covid-19 di Kota Tanjungpinang amburadul.
Sejumlah pasien terkonfirmasi positif yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya mengaku bingung dan mengeluhkan pelayanan yang diberikan tim Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tanjungpinang.
Sebagaimana diketahui, Dari 1.466 kasus aktif positif covid-19 saat ini di Tanjungpinang, 99 orang dirawat di RS, sementara sisanya sebanyak 170 orang menjalani isolasi terpadu di Hotel Lohas Bintan. Sedangkan 1.197 warga lainya melakukan solasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Seorang warga di kawasan Jalan Yos Sudarso Tanjungpinang inisial St mengaku merupakan salah satu pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang menjalani soman di kediamannya dan belum mendapat kejelasan mengenai status, serta apa yang akan dilakukan selama isoma di Rumah dari petugas kesehatan di Puskesmas.
Dia menceritakan, pada 7 Juli 210 lalu, Ia bersama ibundanya dinyatakan positif Covid-19 melalui tes cepat antigen di Puskesmas kawasan Jalan Pancur Tanjungpinang. Setelah dinyatakan positif, Ia pun disarankan oleh petugas kesehatan setempat untuk Isolasi Mandidi.
Kebetulan, Ia dan sang ibu hanya merasakan sedikit pegal di badan serta hilang penciuman (Anosmia).
“Untuk demam sudah hilang hanya kadang batuk dan gatal di tenggorokan,” katanya melalui pesan whatsapp Selasa (13/7/2021) kemarin.
Dia mengaku, telah disarankan dokter puskesmas untuk melakukan isolasi mandiri saja. Namun demikian, lanjut St, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan obat atau sekedar kunjungan diluar rumah, atau penyemprotan disinfektan di lingkungan.
“Tapi sampai hari nih saya belum ada dapat info dari puskesmas untuk diberikan obat atau vitamin. Jadi, kami harus lapor kemana ya, mohon bantuannya,” ungkap St.
Sikap abai juga dialami warga jalan Hang Lekir, Ad. Ia mengakui, pada 11 Juli 2021 lalu istrinya dinyatakan positif Covid-19. Beruntung, meski serumah ia bersama ketiga putranya negatif. Namun demikian, petugas puskesmas menyarankan sang istri menjalani soman di rumah, karena hanya menderita gejala demam saja, dan tempat karantina mandiri di Hotel Lohas sedang penuh.
“Tapi, saya menolak. Karena, kami tinggal di perumahan, dan Rumah kami juga tidak mumpuni untuk isoman pasien Covid,” ujar Ad.
Oleh karena itu, ia pun mendesak agar sang istri mendapat tempat karantina terpadu, hingga akhirnya dapat. Namun demikian, hingga saat ini belum ada petugas dari Satgas mendatangi rumahnya Untuk menyemprotkan disinfektan. Padahal, sudah hampir sepekan istrinya terkonfirmasi positif.
“Sampai saat ini belum ada gerakan apa-apa. Padahal sudah hampir seminggu. Jadi penanganan Covid ini terkesan main-main saja,” demikian Ad.
Dengan kondisi ini, Pemerintah kota Tanjungpinang terkesan mengabaikan warganya, padahal saat ini terdapat 1.197 warga yang positif Covid-19 melakukan solasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Pemko Tanjungpinang Mengaku KewalahanÂ
Menanggapi keluhan warga ini, Koordinator Satgas Covid Bidang Vaksinasi dan Penurunan angka Positif Covid, Riono mengakui banyaknya keluhan masyarakat itu. Hal itu kata Riono, disebabkan semakin banyak dan bertambahnya pasien positif Covid-19 yang terpapar di Tanjungpinang sementar tenaga medis dan kesehatan minim.
“Memang Kami akui banyak keluahan warga terakit pelayanan kesehatan pada pasien positif covid-19 yang melakukan Ishoma ini. Dan saat ini memang tenaga medis kita kewalahan akibat banyaknya warga yang terpapar dan terbatasnya tenaga Medis, tenaga mereka (Medis-red) juga terus diforsir,” kata Riono, Rabu (12/7/2021).
Harusnya lanjut Riono, Tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan, terhadap warga terpapar Covid yang Isoma dilakukan oleh dinas kesehatan dan Puskesmas di wilayah warga yang terpapar Covid-19 tersebut tinggal.
Namun dengan banyaknya pasien yang terpapar Covid-19 yang saat ini membuat tenaga kesehatan dalam penanganan mengalami kewalahan.
Terkait dengan pelaksanaan pengawasan terhadap 1.197 warga yang positif Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri, Riono juga mengakui banyak yang terabaikan. Dan pemantauan yang dilakukan Nakes dan dokter di Tanjungpinang dilakukan hanya melalui Telepon.
Akibatnya, upaya treatment, Tracking serta pemberian asupan obat bagi warga yang terpapar dan melakukan isolasi Mandiri di rumah banyak yang tidak tertangani.
“Isolasi mandiri ini memang memiliki kelemahan dari pengawasan, hingga dalam pelaksanaanya, Pemerintah meminta Keluarga dan Tim Covid di Tingkat RT dan RW melakukan pemantauan,” sebutnya.
Riono juga mengakui, masalah terbesar Pemerintah kota Tanjungpinang dalam penanganan Covid-19 saat ini adalah, di penanganan pasien isolasi Mandiri. Dan diakuinya tempat Isolasi terpadu di Loas hotel, saat ini kapasitasnya juga sudah penuh dan Pemerintah, juga belum memiliki dana untuk mengadakan lokasi tempat Isolasi Terpadu di Tanjungpinang.
“Kalau menurut saya, semua yang terpapar Covid-19 di kota Tanjungpinang saat ini harus diisolasi terpadu, Karena pengawasan, Pemantauan dan Perawatanya akan lebih baik,” jelasnya.
Sebelumnya, walikota Tanjungpinang Hj.Rahma ketia dialog interaktif via daring di RRI Tanjungpinang mengatakan, jumlah warga Tanjungpinang yang terpapar Covid-19 di kota Tanjungpinang, dari 2020 hingga saat ini  sebanyak 6.070 jiwa.
Dari jumlah, saat ini jumlah kasus aktif berjumlah 1.466 orang. yang dirawat di rumah sakit sebanyak 99 orang. Sementara sisanya, sebanyak 170 orang menjalani isolasi terpadu di Hotel Lohas Bintan. Sedangkan 1.197 warga lainya melakukan solasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Penulis:Ismail/Redaksi
Editor :Redaksi Â