
PRESMEDIA.ID,Tanjungpinang- Pemerintah kota Tanjungpinang seolah tidak ambil pusing dan tidak peduli, atas terjadinya “Panic Buying” sejumlah warga yang melakukan aksi borong sembako di sejumlah swalayan di Tanjungpinang sejak Senin,(16/3/2020) kemarin.
Kendati sebelumnya wali kota Tanungpinang H.Syahrul mengatakan, Ketersediaan bahan sembako di Tanjungpiang berdasarkan data dan informasi yang diperolehnya dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kota Tanjungpinang aman hingga Hari Raya Idul Fitri tahun 2020, Namun kenyataan masyarakat tetap khawatir dan melakukan aksi borong bahan sembako dari sejumlah swalayan di Tanjungpinang.
Kepala dinas Perdagangan dan Perindusterian kota Tanjungpinang Ahmad Yani yang berusaha di konfrimasi dan diminta tanggapan dengan kondisi “panic buying” yang terjadi saat ini disejumlah swalayan di kota Tanjungpinang enggan memberi tanggaan.
Upaya konfrimasi PRESMEDIA.ID ke Hand Phond (HP) Ahmad Yani tidak ada jawab, demikian juga konfirmasi pesan ke Whatsapp Massenger (WA), juga tidak ada balasan, Selasa,(17/3/2020).
Sementara itu Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau Rudi Chua meminta pemerintah daerah cepat tanggap menetralisir kepanikan ditengah masyarakat terkait kebijakan untuk mencegah virus covid-19. Sehingga, masyarakat tidak panik dan terjadi kondisi ‘panic buying’ di sejumlah swalayan di Kota Tanjungpinang.
Diharapkan pemerintah daerah bisa secepatnya tanggap dan hadir ditengah masyarakat untuk menenangkan dan menjelaskan serta mengawasi jangan sampai terjadi lonjakan yang mengganggu stabilitas harga,” katanya saat menanggapi ‘panic buying’ yang terjadi di Kota Tanjungpinang pasca kebijakan libur sekolah, Selasa (17/3/2020).
Ia menjelaskan, seharusnya kondisi tersebut tidak perlu terjadi. Karena, panic buying secara mendadak akan menganggu stok barang, hingga berimbas pada kenaikan harga barang sesuai dengan hukum pasar.
Kendati demkian, lanjut Politisi Hanura ini, kondisi serbuan konsumen di sejumlah swalayan yang terjadi kemarin masih tidak menganggu stabilitas stok dan harga barang. Karena hanya dilakukan segelintir masyarakat yang panik dan takut tidak kebagian atau keduluan.
“Kami cek ke pihak swalayan kebanyakan barang yang dibeli semalam berupa tissue, beras, sayur, mie instan, minyak goreng. Maka tidak terlalu menganggu,” ujar Rudi.
Akan tetapi, menurut Rudi, jika seluruh masyarakat terpancing untuk melakukan hal yang sama, maka akan berdampak lebih fatal.
Hal itu disebabkan, sistem stok barang yang diterapkan para distributor maupun pengelola swalayan tidak dirancang untuk memiliki stok yang cukup untuk melayani permintaan panik buying yg bertujuan menimbun dalam jumlah banyak.
“Kalau seluruh lapisan masyarakat takut keduluan atau kehabisan barang dan terpancing utk melakukan hal yg sama pasti akan bermasalah besar,” bebernya.
Oleh karena itu, dirimya berharap pemerintah daerah baik kota maupun provinsi bekerjasama untuk menetralisir kondisi tersebut. Dengan cara hadir ditengah masyarakat dan memastikan stok barang dan menjaga stabilitas harga ditengah isu wabah corona di wilayah Kepri.
Sebelumnya, akibat wabah dan antisipasi Corona Virus di Tanjungpinang sejumlah warga di sejumlah swalayan �Panic Buying� dengan berbelanja dan memborong sejumlah kebutuhan pokok (Sembako) dan bahan lainnya dengan porsi banyak dan tidak wajar.
Hal itu terlihat di Swalayan Bintan 21 dan Swalayan Pinang Lestari kota Tanjungpinang, Senin,(17/3/2020) malam. Pantauan di Swalayan Bintan 21 yang terletak di Jalan Ir Sutami Tanjungpinang, ratusan masyarakat berbelanjaan bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari.
Salah satu warga, Eka mengaku, dirinya sengaja berbelanja karena takut stok barang kehabisan. �Takut habis stok barang gara-gara corona,�katanya saat ditemui di Swalayan Bintan 21 itu.
Ibu rumah tangga ini menyebut, barang belanjaan yang ia beli adalah beras, mie instan, minyak goreng, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Serbuan konsumen juga terlihat di swalayan Pinang Lestari Jalan DI Pandjaitan Bintan Centre. Sama dengan swalayan sebelumnya, sejumlah warga memborong sejumlah kebutuhan bahan pokok di tempat perbelanjaan itu.
Warga yang ditemui di Pasar Swalayan Pinang Lestari mengatakan, pembeliaan bahan pokok yang dilakukanya karena anak-anaknya libur sekolah, hingga melakukan pembelian sembko sebagai stock dirumah.
�Anak-anak sekolahkan diliburkan. Makanya, harus stok barang di rumah,�ungkap salah satu warga.
Penulis:Ismail/Redaksi