
PRESMEDIA ID, Bintan – Angka stunting yang mengakibatkan kematian ibu dan anak kembali terjadi di Bintan. Bahkan, sesuai dengan data satu ibu dan 7 anak yang diduga menderita stunting, meninggal di kabupaten Bintan.
Menanggapi kejadian ini, Bupati Bintan Roby Kurniawan mengatakan, hal itu masih menjadi pekerjaan rumah semua pihak dan pemerintah.
“Memang tidak kita pungkiri, persentase angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Bintan masih cukup memperhatikan dan hal ini menjadi tanggungjawab semua pihak tidak terkecuali pemerintah,” ujarnya.
Atas hal itu, Roby mengatakan, upaya yang pertama dan terus dilakukan adalah dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dengan berbagai program.
“Maka program pelayanan kesehatan harus terus diperkuat untuk menekan angka kematian ibu dan anak,” ujar Roby, kemarin.
Beberapa tahun ke belakang jumlah kematian ibu dan anak meningkat. Pada 2022 jumlah kematian ibu ada 3 orang dan anak ada 25 orang. Lalu di 2023 jumlah kematian ibu ada 3 orang dan anak sebanyak 39 orang.
Sedangkan di tahun ini dari Januari-Juni sudah ada 1 orang ibu dan 7 orang anak yang meninggal dunia.
“Ini menjadi PR kita. Bagaimana caranya meminimalisir kasus tersebut,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan, Retno Riswati, mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan kematian ibu dan anak meningkat di Kabupaten Bintan.
“Terlambat mendapatkan penanganan medis dan masalah internal keluarga pasien yang lamban dalam memutuskan untuk penanganan rujukan,” sebutnya.
Jarak jauh juga ikut menyumbang penyebab kasus tersebut. Mengingat letak geografis Kabupaten Bintan terdiri dari pulau-pulau pesisir. Sehingga masyarakat harus menyeberangi lautan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan di RSUD Bintan ataupun rujukan ke RSUP RAT Provinsi Kepri.
Agar masalah tersebut dapat teratasi maka dibentuk koordinator-koordinator pelayanan kesehatan di tingkat desa. Sehingga ibu hamil dapat berkonsultasi sedini mungkin.
“Wilayah kita ini terdiri dari pulau-pulau sehingga harus menyeberang lewat laut. Maka untuk meminimalisir kasus tersebut kita membentuk Koordinator masing-masing desa agar ibu hamil dapat berkonsultasi secara langsung maupun online (WhatsApp),” ucapnya.
Penulis: Hasura
Editor : Redaksi