TNI AL Resmi Luncurkan Kapal OPV KRI Raja Haji Fisabilillah dan KRI Lukas Rumkorem

Tangkapan Layar Video INews saat peluncuran KRI Raja Haji Fisabilillah.
Tangkapan Layar Video INews saat peluncuran KRI Raja Haji Fisabilillah.

PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Secara kebetulan atau tidak, peringatan Hari Jadi Provinsi Kepri ke- 22 Tahun 2024, mendapat kado istimewah, peluncuran Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Raja Haji Fisabilillah (RHF)-391 dan KRI Lukas Rumkorem (LRK)-392.

Dua kapal Offshore Patrol Vessel (OPV) 90M ini diperkenalkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali di galangan kapal PT.Daya Radar Utama (DRU), Lampung, pada Sabtu (21/9/2024).

Kedua kapal Offshore Patrol Vessel (OPV) 90M ini dirancang untuk beroperasi di seluruh perairan yurisdiksi Indonesia. Dengan kecepatan maksimum mencapai 28 knot dan kecepatan jelajah 20 knot, kapal-kapal ini menggunakan teknologi monohull untuk meningkatkan performa dan stabilitas operasional.

Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali menyatakan, Pembangunan kapal OPV ini merupakan langkah strategis TNI Angkatan Laut untuk menghadapi ancaman maritim yang semakin kompleks.

“Modernisasi alutsista ini sejalan dengan Rencana Strategis Jangka Panjang TNI untuk membangun kekuatan pertahanan yang modern dan berdaya gentar,” katanya sebagaimana dikutip dari infopublik.

Selain memperkuat alutsista TNI AL, pembangunan kapal OPV ini juga berkontribusi pada kemandirian industri pertahanan nasional.

PT. Daya Radar Utama (DRU), sebagai galangan kapal nasional pertama yang dipercaya membangun OPV ini, telah memainkan peran signifikan dalam proyek ini.

Direktur PT. DRU, John Wijanarko, menambahkan bahwa kapal OPV ini dilengkapi dengan persenjataan anti-serangan udara, permukaan laut, dan bawah air. “Kapal ini berfungsi sebagai Patrolling Force sekaligus Striking Force, sehingga memperkuat armada alutsista TNI AL,” ujarnya.

Nama KRI Raja Haji Fisabilillah (RHF)-391 diambil dari pahlawan nasional asal Provinsi Kepulauan Riau. Pengusulan nama ini diajukan oleh mantan Komandan Lantamal IV Tanjungpinang, Laksamana S. Irawan, kepada Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo.

Laksamana Irawan kala itu mengatakan, pengusulan nama Raja Haji Fisabilillah didasari oleh sejarah perjuangannya yang heroik melawan penjajah Belanda di perairan Natuna, Johor, dan Pahang setelah pembatalan perjanjian Kerajaan Riau-Lingga dengan Belanda pada tahun 1782.

Sebagai panglima perang Kerajaan Riau-Lingga, Raja Haji Fisabilillah melakukan serangan bersama Raja Selangor, Sultan Ibrahim, untuk merebut Malaka, yang menjadi jantung pertahanan Belanda di Semenanjung Malaya.

Perjuangannya ini menginspirasi banyak generasi dan menjadikannya salah satu pahlawan nasional Indonesia, diakui melalui Keputusan Presiden RI No. 072/TK/1997.

Raja Haji Fisabilillah dilahirkan di Kota Lama, Ulu Sungai, Riau, pada tahun 1725, dan meninggal dalam pertempuran melawan Belanda di Kampung Ketapang, Melaka, pada 18 Juni 1784. Ia dimakamkan di Pulau Penyengat Inderasakti, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.

Namanya juga diabadikan dalam Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang dan Masjid Raja Haji Fisabilillah di Cyberjaya, Selangor, Malaysia.

Penulis: Presmedia
Editor  : Redaksi