Wisman dan Petugas Konservasi Banyen Tree Selamatkan Penyu Hijau di Lagoi

Wisatawan dan petugas Laboratorium Konservasi Penyu Banyan Tree Bibtan di Lagoi saat melepaskan jaring yang melilit Penyu Hijau di Pantai Angsa Bintan Lagoi-Bintan.
Wisatawan dan petugas Laboratorium Konservasi Penyu Banyan Tree Bintan di Lagoi saat melepaskan jaring yang melilit Penyu Hijau di Pantai Angsa Bintan Lagoi-Bintan.

PRESMEDIA.ID,Bintan- Prihatin dengan kondisi penyu hijau yang terdampar dan berlumur limbah minyak hitam. Wisatawan dan pengurus Laboratorium Konservasi Penyu Milik Banyan Tree Bintan, menyelamatkan seekor penyu hijau di pantai Angsana Bintan Lagoi.

Pengurus Laboratorium Konservasi Penyu Milik Banyan Tree Bintan Renal Yude, mengatakan, hewan laut yang memiliki nama ilmiah chelonia mydas itu, pertama kali ditemukan oleh karyawan hotel penjaga pantai.

“Ketika ditemukan, kondisi penyu berukuran 40 Cm itu sedang terperangkap jaring nelayan dan seluruh bagian tubuhnya berlumur limbah minyak hitam (sludge oil),”kata Renal Yude,Sabtu,(14/12/2019).

Pemandangan itu, lanjut Renal menarik perhatian wisatawan mancanegara (Wisman) dan saat ditemukan penyu dalam kondisi mengenaskan.

�Penyu itu ditemukan, Jumat (13/12/2019) sore oleh petugas pantai, dan saat terdampar dalam kondisi mengenaskan namun masih hidup. Lalu petugas melaporkan kejadian penemuan itu ke kami,” ujar Renal.

Mendapati laporan itu, pihaknya langsung turun ke lokasi penemuan penyu di area bebatuan dekat Pantai Angsana Bintan (Banyan Tree Bintan Group). Kemudian langsung memberikan penanganan karena penyu itu tak dapat bergerak.

Awalnya, kata Renal, dia memotong jaring-jaring yang telah melilit tubuh penyu tersebut. Setelah itu, seluruh tubuh penyu yang dilumuri limbah minyak hitam itu dibersihkan semaksimal mungkin.

�Sampai di lokasi kami melihat penyu ini sudah tidak bisa bergerak maka dengan cepat kami lepaskan jaring-jaring tersebut dari tubuhnya dengan cara memotongnya,”ujarnya.

Setelah itu, penyu dibersihkan dengan minyak khusus agar limbah tar yang menempel hilang dari tubuh penyu.

Ternyata aksi penyelamatan penyu ini mencuri perhatian wisman yang sedang menginap di Banyan Tree, Angsana maupun Cassia. Bahkan mereka juga ikut membantu menyelamatkan hewan purbakala yang malang itu.

Setelah membaik, penyu laut besar yang termasuk dalam keluarga cheloniidae itu dilepaskan kembali ke laut. Pelepasan sendiri, diwarnai dengan tepukan tangan oleh wisman-wisman tersebut.

�Saat itu juga beberapa tamu hotel langsung mendekat dan membantu. Mereka juga menyaksikan kami melepaskan lagi penyu tersebut ke laut,� sebutnya.

Kejadian penyu terdampar dengan kondisi mengenaskan ini lanjut Renal, susah sering terjadi. Apalagi saat musim angin utara seperti saat ini.

“Habitat penyu sangat rawan karena selain banyaknya jaring nelayan yang hanyut, juga banyak kapal-kapal yang membuang limbah minyaknya ke laut yang mengakibatkan penyu mati,”ujarnya.

Oleh karena itu, sebut Renal, sangat diperlukan kesadaran semua pihak, dalam menjaga lingkungan laut agar tidak membahayakan hewan-hewan di laut, hal itu dapat dilakukan dengan tidak membuang sampah plastik dan juga jaring ke laut.

Penulis: Hasura