
PRESMEDIA.ID– Baju kurung Melayu, menjadi busana resmi dalam berbagai kegiatan budaya dan pemerintahan di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya di Kabupaten Lingga yang dikenal sebagai Bunda Tanah Melayu.
Di kabupaten Lingga yang disebut sebagai Bunda Tanah Melayu dan menyimpan sejarah panjang peradaban Melayu, Baju Kurung Melayu, tidak hanya sekadar busana tradisional. Namun, baju kurung juga mengandung nilai-nilai filosofis dan keislaman yang mencerminkan identitas masyarakat Melayu Kepri.
Pakaian Resmi ASN Sekaligus Cermin Nilai Islam
Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Lingga, Zainal Abidin, menyatakan baju kurung Melayu bukan hanya pakaian tradisional, melainkan simbol nilai luhur yang sesuai dengan ajaran Islam karena menutup aurat dan mencerminkan kesopanan.
“Baju kurung Melayu bukan hanya busana tradisional, tetapi menjadi cerminan budaya luhur serta sejalan dengan nilai-nilai Islam,” ujarnya dalam kegiatan sosialisasi tata cara berpakaian patut di Gedung Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau, Jumat (25/7/2025).
Ia juga mengapresiasi langkah Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga dalam mengadakan sosialisasi ini sebagai bentuk nyata pelestarian budaya.
Sosialisasi Tata Cara Berpakaian Patut Baju Kurung Melayu
Kepala Dinas Kebudayaan Lingga, Zalmidri, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman masyarakat tentang tata cara berpakaian khas Melayu.
Sosialisasi ini juga menjadi bagian dari implementasi kebijakan pemerintah daerah yang menetapkan baju kurung sebagai pakaian dinas resmi setiap hari Jumat bagi ASN di Kabupaten Lingga.
“Sosialisasi ini penting untuk menanamkan pemahaman tentang cara berpakaian yang patut, sopan, serta sesuai dengan nilai budaya dan agama,” kata Zalmidri.
Filosofi Baju Kurung: Membentuk Akhlak dan Budi Pekerti
Budayawan Lazuardy, yang menjadi narasumber dalam acara tersebut, memaparkan sejarah dan filosofi baju kurung Melayu. Ia menekankan bahwa busana ini memiliki peran dalam membentuk akhlak dan moral masyarakat.
“Cara berpakaian harus sopan, tidak menyerupai budaya jahiliah, serta menghindari tabarruj,” jelasnya.
Lazuardy juga memberikan demonstrasi langsung tata cara memakai baju kurung yang benar untuk pria dan wanita, termasuk penjelasan tentang makna simbolik dari setiap elemen busana tersebut.
Melalui kegiatan ini, Dinas Kebudayaan Lingga berharap agar seluruh elemen masyarakat, terutama ASN, dapat mengamalkan cara berpakaian sesuai adat dan budaya Melayu, sekaligus menjaga nilai-nilai keislaman dan kesopanan yang terkandung di dalamnya.
Acara sosialisasi ini juga dihadiri oleh, Camat dan lurah se-Kabupaten Lingga, Perwakilan Dekranasda dan Dharma Wanita, Tim Penggerak PKK, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM), Tokoh agama, konten kreator, ASN, dan tamu undangan lainnya.
Penulis:Aulia
Editor :Redaksi