
PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Polpum Kemendagri), Bahtiar Baharuddin, melakukan ziarah ke makam Daeng Celak dan Daeng Marewa di Sei Carang, Kampung Kota Raja, Kelurahan Kampung Bugis, Kota Tanjungpinang, Senin (2/8/2024).
Ziarah ini menjadi momen penting untuk mengingat sejarah kejayaan dan warisan budaya Melayu yang pernah mempersatukan wilayah Riau, Lingga, dan Johor dalam satu kesatuan kerajaan.
“Ini adalah salah satu warisan sejarah bangsa kita. Negeri Semenanjung ini pernah dipersatukan dalam satu kerajaan, Riau-Lingga dan Johor,” ujar Bahtiar, yang juga menjabat sebagai Pj Gubernur Sulawesi Selatan.
Ia mengatakan, raja-raja Melayu dahulu Yang Dipertuan Muda-kan adalah orang Bugis, dalam mengendalikan Selat Malaka sebagai sentral transportasi laut di masa lalu.
“Dulu, Tanjungpinang adalah pusat pengendalian perdagangan di Selat Malaka, yang kini dikendalikan dari Pulau Temasik, atau yang kita kenal sekarang sebagai Singapura,” jelasnya.
Bahtiar menceritakan bahwa Johor, Malaysia, sempat direbut oleh Portugis pada tahun 1511 dan kemudian oleh VOC pada tahun 1641, yang menyebabkan perpindahan pusat kekuasaan ke Johor, lalu ke Tanjungpinang, Hulu Riau, pada tahun 1721.
“Makna dari ziarah ini adalah untuk mengingat kejayaan masa lalu, di mana wilayah ini pernah kita kendalikan dalam konteks negara,” tambahnya.
Bahtiar juga mengimbau kepada generasi muda Melayu, khususnya di Tanjungpinang, untuk menyadari keberkahan tanah tempat mereka tinggal.
Ia mengingatkan bahwa Kepulauan Riau adalah wilayah strategis yang dilintasi hampir seluruh jalur perdagangan Eropa dan Amerika, dan karenanya harus dimanfaatkan untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama.
“Kita harus memanfaatkan peluang strategis ini. Mari kita bangun kerjasama aliansi perdagangan dengan Malaysia dan Singapura. Saya merasa bagian besar dari tanah Melayu ini, dan dimanapun saya berada, saya selalu ingin kembali ke sini,” tutupnya.