
PRESMEDIA.ID– Keributan antara ZL dan AG, pegawai RSUD Raja Ahmad Thabib (RAT) Tanjungpinang, diduga terkait tagihan tiga proyek “siluman” bernilai ratusan juta rupiah pada periode 2022-2023.
Proyek ini diduga melibatkan komplotan yang dipimpin oleh mantan Direktur RSUD-RAT dr.Edi Yusman, mantan Wakil Direktur Umum dan Keuangan inisial Pt, yang merupakan istri Zl dan keponakan pejabat Provinsi Kepulauan Riau.
Proyek Siluman Terindikasi Dugaan Korupsi
Infroemasi yang diperolejh media ini, keributan berawal dari proyek pengadaan dan pemeliharaan di RSUD RAT yang dikerjakan ZL tahun 2022-2023.
Proyek ini disebut “siluman” karena diduga tidak melalui proses lelang yang transparan. ZL yang merupakan suami Pt disebut rutin mendapatkan proyek tanpa pelelangan, dengan total tagihan yang belum dibayar mencapai ratusan juta rupiah.
Adapaun rincian proyek yang ditagih ZL dan belum dibayar oleh RSUD RAT adalah, proyek Pemeliharaan Rp250 juta, Peroyek Pengadaan: Rp80 juta, serta Pengerjaan Pagar Rp150 juta lebih.
Proyek-proyek ini sebelumnya dikelola oleh, KPA (Kuasa Pengguna Anggaran): dr. Edi Yusman (Direktur RSUD RAT 2022-2023), PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Pt (Wakil Direktur Umum dan Keuangan) dan AG (Kabag Perencanaan) dan kabag TU Iw selaku PPK.
Daftar Proyek Besar RSUD RAT 2023 yang diduga Bermasalah
Sementara berdasarkan data yang dihimpum Media ini, selain pekerjaan yang dilakukan Zl, juga terdapat sejumlah proyek besar yang diduga bermasalah di RSUD RAT pada tahun 2023.
Sejumlah proyek ini, diduga fiktif, tidak sesuai dengan spesifiaksi, hingga wujudnya tidak pernah ada di RSUD- RAT Tanjungpinang.
Sejumlah Peroyek yang terindikasi dikorupsi itu adalah:
1.Pengadaan Bahan Medis Habis Pakai dan Perlengkapan (Pelayanan BLUD) Pagu Anggaran: Rp5.955.000.000
2.Pengadaan Bahan Medis Habis Pakai dan Perlengkapan (Penunjang Pelayanan BLUD) Pagu Anggaran: Rp13.895.000.000
3.Belanja Modal Instalasi Laundry BLUD (Non Medik) Pagu Anggaran: Rp1.010.000.000
4,Belanja Modal Alat Kedokteran (Alkes Keperawatan, Audiometer, dll.) Pagu Anggaran: Rp3.557.450.000
Sumber menyebutkan bahwa beberapa proyek ini diduga fiktif atau tidak dikerjakan sesuai mekanisme, namun dananya tetap dicairkan pada 2023.
Proyek-proyek ini, disebut dikelola oleh “komplotan geng” yang melibatkan PT, AG, dan IW, dengan dr. Edi Yusman sebagai KPA. Namun, pada tahun berikutnya, beberapa pejabat dimutasi ke dinas lain di Provinsi Kepri karena kinerja buruk, menyebabkan tagihan proyek ZL tidak dibayar.
AG, selaku PPK dan ASN RSUD RAT, melaporkan ZL terkait dugaan proyek siluman ini. Namun, hingga kini, AG, Humas RSUD RAT M. Syarif, dan PPID Irawaradani belum memberikan tanggapan resmi.
Respons Direktur RSUD RAT
Direktur RSUD RAT saat ini, dr. Bambang Utoyo, mengaku belum mengetahui adanya utang tersebut karena ia belum menjabat pada periode 2022-2023. Ia menyatakan bahwa jika utang benar adanya, pihak kontraktor dipersilakan menagih. Namun, pembayaran akan dibahas dalam rapat dengan Pengawas BLUD dan memerlukan persetujuan Gubernur Kepri.
“Jika memang ada utang, silakan ditagih. Kami akan rapatkan dan meminta persetujuan dari pengawas serta Gubernur,” ujar Bambang.
Kasus ini menyoroti dugaan praktik korupsi dan ketidakpatuhan terhadap mekanisme pengadaan di RSUD RAT. Masyarakat berharap adanya investigasi menyeluruh oleh pihak berwenang untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran rumah sakit.
Penulis:Presmedia
Editor :Redaksi
Komentar