Gigitan Nyamuk Berpotensi Timbulkan Penyakit Malaria, Ini Daftar Obatnya

Ilustrasi nyamuk malaria. (Foto: AFP/Presmedia.id)
Ilustrasi nyamuk malaria. (Foto: AFP/Presmedia.id)

PRESMEDIA.ID, Jakarta – Gigitan nyamuk bisa berpotensi menimbulkan berbagai penyakit serius seperti demam berdarah, demam chikungunya, kaki gajah, hingga malaria.

Malaria sendiri merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan melalui nyamuk Anopheles betina.

Pentingnya Penggunaan Obat Anti Malaria

Salah satu upaya penting dalam memberantas malaria adalah penggunaan obat anti malaria yang tepat. Dalam sebuah jurnal berjudul “Obat Anti Malaria” yang diterbitkan pada tahun 2016, beberapa jenis obat anti malaria yang efektif telah diidentifikasi.

Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Klorokuin

Klorokuin fosfat adalah obat malaria yang umum digunakan untuk mengatasi infeksi yang tidak terlalu rumit. Obat ini efektif terutama jika infeksi disebabkan oleh P. falciparum yang sensitif terhadap klorokuin.

Klorokuin bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan parasit di dalam vesikula asam parasit, sehingga meningkatkan pH internalnya.

Dosis umum klorokuin adalah satu kali pemberian dalam waktu 6-8 jam, diikuti dengan setengah dosis. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi mual, rambut rontok, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, dan diare.

  1. Atovaquone atau Proguanil

Atovaquone-proguanil digunakan untuk mengatasi infeksi malaria yang resisten terhadap klorokuin, terutama yang disebabkan oleh P. falciparum.

Kombinasi ini efektif karena atovaquone menghambat transport elektron mitokondria parasit secara selektif, sedangkan proguanil menghambat dihidrofolat reduktase.

Obat ini sangat cocok digunakan bagi mereka yang berencana bepergian dalam waktu dekat. Dapat dikonsumsi sehari sebelum perjalanan dimulai atau tujuh hari setelah kembali. Efek samping yang mungkin muncul adalah mual, sakit perut, dan muntah.

  1. Kuinin atau Kina

Kuinin atau kina adalah alkaloid utama yang ditemukan dalam kulit pohon kina. Ini digunakan untuk mengobati infeksi malaria P. vivax dan P. malariae. Kuinin bekerja dengan menghambat heme polimerase, yang mengakibatkan penumpukan zat heme.

Tersedia dalam bentuk injeksi dan tablet, dosis oral biasanya adalah 10 mg/kg berat badan setiap 8 jam selama 4 hari pertama, diikuti dengan 15 mg/kg berat badan selama 4 hari berikutnya.

  1. Primakuin

Primakuin fosfat adalah obat anti malaria yang sering digunakan bersama klorokuin fosfat atau hidroksiklorokuin ketika infeksi disebabkan oleh P. vivax atau P. ovale yang sensitif terhadap klorokuin. Obat ini berfungsi menghilangkan hipnozoit yang tetap tidak aktif di dalam hati pasien.

Dosis awal primakuin adalah 0,25 mg per hari selama 5 hari untuk infeksi P. vivax dan P. ovale. Sedangkan untuk infeksi P. falciparum, dosisnya adalah 0,75 mg/kg berat badan.

  1. Sulfadoksin-Pirimetamin

Sulfadoksin-pirimetamin adalah obat anti malaria yang digunakan sebagai tambahan untuk sulfonamida atau sulfon, dan diaminopirimidin. Obat ini umumnya digunakan untuk kasus infeksi P. Falciparum yang resisten terhadap klorokuin.

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, dengan dosis awal sekitar 25 mg/kg berat badan. Penggunaan obat ini telah dilaporkan memiliki tingkat kesembuhan hingga 92-100 persen.

  1. Derivat Artemisin

Artemisin merupakan bahan aktif dari obat tradisional China yang dikenal sebagai artemisia annua. Obat ini membantu menghentikan perkembangan parasit malaria dengan menghambat tropozoit.

Artemisin dianggap relatif aman, dan telah banyak digunakan di Thailand untuk mengobati pasien-pasien yang terinfeksi malaria P. falciparum.

Dengan penggunaan obat anti malaria yang tepat, kita dapat membantu mencegah dan mengatasi penyakit malaria yang serius dan mematikan ini.

Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan sebelum menggunakan obat-obatan ini untuk memastikan penggunaan yang aman dan efektif.

Penulis: Presmedia
Editor  : Albet