PRESMEDIA.ID – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali mengalami inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,73 persen pada Mei 2025, Kenaikan Inflasi ini dipicu oleh peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) menjadi 108,23.
Kenaikan inflasi ini terutama disebabkan oleh lonjakan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta beberapa sektor kebutuhan rumah tangga lainnya.
Batam Inflasi Tertinggi di Kepri
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, inflasi y-on-y tertinggi di wilayah Kepulauan Riau terjadi di Kota Batam sebesar 2,04 persen, dengan IHK mencapai 108,80.
Sementara itu, Kota Tanjungpinang mencatat inflasi terendah sebesar 0,36 persen (IHK 105,74), diikuti oleh Kabupaten Karimun dengan inflasi sebesar 0,87 persen (IHK 106,68).
Kenaikan Harga di 8 Kelompok Pengeluaran Picu Inflasi
BPS Kepri menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena kenaikan harga pada delapan kelompok pengeluaran utama, yaitu, Makanan, minuman, dan tembakau naik sebesar 0,63 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 2,77 persen.Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga naik 0,09 persen,
Kemudian kesehatan naik 1,02 persen, Transportasi naik 2,22 persen, Rekreasi, olahraga, dan budaya naik 0,53 persen, Penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 2,55 persen, Perawatan pribadi dan jasa lainnya naik signifikan sebesar 10,64 persen.
Sementara itu, tiga kelompok pengeluaran mengalami penurunan harga, yaitu, Pakaian dan alas kaki turun 0,08 persen, Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,12 persen dan Pendidikan turun cukup signifikan sebesar 1,87 persen.
Peningkatan permintaan barang dan jasa menjelang hari besar, seperti Idul Adha 2025, turut menjadi salah satu faktor penyumbang tekanan inflasi regional.
Pemerintah daerah dan stakeholder terkait diharapkan terus melakukan intervensi dan pengendalian harga guna menjaga daya beli masyarakat.
Penulis: Presmedia
Editor : Redaksi
Komentar