PRESMEDIA.ID– Pulau Poto di Kecamatan Bintan Pesisir, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, akan menjadi lokasi baru pembangunan industri petrokimia (petrochemical) oleh investor asal Tiongkok (Cina).
Rencana investasi strategis ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), Santoni, yang mengatakan, kesepakatan investasi dengan investor Tiongkok telah tercapai.
“Pulau Poto akan dikembangkan sebagai pusat industri petrokimia, yang merupakan industri turunan dari sektor perminyakan,” kata Santoni saat ditemui di SMPN 27 Kecamatan Gunung Kijang.
Proyek ini ditargetkan mulai dibangun tahun ini jika seluruh perizinan selesai
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Jadi Daya Tarik Utama
Santoni juga mengatakan, keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Bntan, menjadi salah satu faktor utama yang menarik minat investor untuk menanamkan modal di Bintan.
KEK memberikan jaminan dan kemudahan bagi investor, baik dari sisi regulasi maupun fasilitas fiskal.
“Oleh karena itu, KEK seharusnya memberi kemudahan dalam proses perizinan dan birokrasi. Jika lamban, investor bisa mundur, seperti yang sudah terjadi sebelumnya,” tegasnya.
Target Operasional Industri Petrokimia: 5 Tahun ke Depan
Santoni juga menambahkan, bahwa jika izin lingkungan seperti AMDAL, serta izin dari Dinas Kehutanan dan instansi terkait lainnya segera diterbitkan, maka pembangunan dapat segera dimulai pada tahun ini.
Proyek industri petrokimia ini ditargetkan akan rampung dan mulai beroperasi dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
Selain mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, proyek ini juga akan menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Santoni menegaskan bahwa kelancaran proses perizinan sangat penting agar pembangunan tidak tertunda dan lapangan pekerjaan bisa segera terbuka.
“Jika pembangunan tertunda karena birokrasi yang rumit, bukan hanya pekerja yang terdampak, tetapi investor juga bisa menarik diri,” jelasnya.
Penulis:Hasura
Editor :Redaksi
Komentar