PRESMEDIA.ID, Jakarta – Pemerintah memberikan Tanda Kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada 1.591 pendonor darah sukarela (DDS) yang telah mendonorkan darahnya sebanyak 100 kali.
Penyerahan Tanda Kehormatan ini dilakukan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Senin (05/08/2024).
Dalam sambutannya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi kepada para pendonor darah sukarela yang dianggap sebagai pahlawan kemanusiaan.
“Pendonor darah adalah pahlawan kemanusiaan karena mereka secara sukarela dan tanpa pamrih turut menyelamatkan nyawa dan menjaga keberlangsungan hidup sesama manusia,” ujar Ma’ruf Amin.
Wapres juga menyoroti kondisi stok darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) yang baru mencapai sekitar 91 ribu kantong, jauh dari jumlah ideal yang seharusnya mencapai 2,5 persen dari jumlah penduduk, yaitu sekitar 7 juta kantong darah per tahun.
“Ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu terus meningkatkan donor darah agar stok darah minimal terpenuhi,” imbuhnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Wapres mendorong peningkatan motivasi masyarakat untuk menjadi pendonor darah sukarela secara teratur, dengan peran proaktif dari seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
“Bersama-sama kita harus memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas darah, dan menyusun sistem pembinaan yang lebih intens agar masyarakat semakin termotivasi melakukan donor darah secara rutin,” tandasnya.
Menurut siaran pers PMI, Satyalancana Kebaktian Sosial merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah kepada pendonor darah atas dedikasinya mendonorkan darah sebanyak 100 kali.
Pada penganugerahan kali ini, Tanda Kehormatan diberikan kepada 1.591 DDS yang terdiri dari 1.523 laki-laki dan 68 perempuan, dengan periode donor 2019-2020. Para pendonor berasal dari 26 provinsi, dengan Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah pendonor 100 kali terbanyak, yaitu di atas 600 orang.
Di antara penerima penghargaan terdapat Darmopawiro (76 tahun) dari Jawa Tengah sebagai pendonor tertua dan Yunus Effendi (43 tahun) dari Jawa Timur sebagai pendonor termuda. Selain itu, Gindo Panggabean dari Sumatera Selatan tercatat sebagai pendonor terbanyak dengan 164 kali donor.
DDS 100 kali termuda Apheresis adalah Rachmat Hidayat (29 tahun) dari DKI Jakarta dengan 161 kali donor, dan pendonor darah terbanyak Apheresis adalah I Putu Gede Suartika dari Bali dengan 212 kali donor.
Penulis: Presmedia/BPMI Setwapres
Editor : Redaksi