
PRRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan bahwa pengenaan tarif impor sebesar 200 persen merupakan langkah strategis pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri.
Menurut Menko Luhut, di tengah ketidakpastian geopolitik global, terutama ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa dengan Tiongkok serta Rusia, Indonesia harus mengambil sikap yang mengutamakan kepentingan nasional.
“Langkah ini sangat penting karena Indonesia tidak ingin hanya mengikuti negara lain jika hal tersebut bertentangan dengan kepentingan nasional kita,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Infopublik.
Luhut menambahkan, kebijakan kenaikan tarif impor sebesar 200 persen ini telah diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakornas) yang dipimpin oleh Presiden Jokowi pada 25 Juni 2024 lalu. Kebijakan ini bertujuan melindungi industri dalam negeri sesuai dengan peraturan dan norma-norma perdagangan internasional.
Langkah perlindungan ini harus sesuai dengan akar masalah yang terjadi. Salah satu tindakan yang diambil adalah penerapan Safeguard Tariff untuk beberapa produk tekstil, yang sudah diberlakukan dan sedang dalam perpanjangan periodenya. Safeguard ini berlaku untuk seluruh barang impor tanpa membedakan asal negara tertentu.
“Saya telah berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan untuk membahas masalah ini. Kami sepakat untuk mengutamakan kepentingan nasional tanpa mengabaikan kemitraan dengan negara sahabat,” ungkap Menko Luhut.
Instruksi Presiden: Perketat Pengawasan Barang Impor
Presiden juga meminta untuk memperketat pengawasan atas impor, terutama pakaian bekas atau barang selundupan yang masuk ke Indonesia. Langkah ini diperlukan karena terdapat indikasi masuknya pakaian bekas dan barang selundupan yang mengganggu pasar dalam negeri. Pemerintah juga membuka pintu penyelidikan terhadap praktik-praktik perdagangan tidak fair, seperti dumping, dari negara manapun.
“Jadi kita tidak menargetkan negara tertentu, apalagi Tiongkok. Semua langkah diambil berdasarkan kepentingan nasional kita,” tambahnya. Tiongkok adalah salah satu mitra strategis terpenting Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi. Indonesia berkomitmen untuk menjaga hubungan baik ini dengan terus berkomunikasi dan berdialog terkait kebijakan antar kedua negara.
“Kami ingin memastikan bahwa hubungan baik Indonesia dengan negara mitra terus mengedepankan prinsip saling percaya, saling menghargai, dan saling melengkapi,” pungkasnya.
Penulis: Presmedia
Editor : Redaksi













