Penyakit HIV-AIDS Juga Mengganas di Tanjungpinang, 77 Warga Dinyatakan Positif

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tanjungpinang Novi Herlina
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tanjungpinang Novi Herlina (Foto:Roland/presmedia.id)

PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Selain penyakit Covid, penyakit menular Human Immunodeficiency Virus- Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) juga mengganas di Tanjungpinang.

Sebanyak 77 orang warga Tanjungpinang hingga Oktober 2021 dinyatakan terjangkit dan positif  HIV-AIDS.

Namun demikian, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tanjungpinang Novi Herlina, mengatakan jumlah kasus HIV ini mengalami penurunan dibandingkan 2020 yang mencapai 100 orang.

“Data ini berdasarkan screening setiap Puskesmas dan rumah sakit,” ujar Novi kepada Wartawan, Selasa (30/11/2021).

Dari screening dan penelusuran terhadap penderita yang dilakukan,  praktek sex melenceng (homoseksual-red) menjadi penyumbang terbanyak kasus HIV di Tanjungpinang, dengan jumlah 27 kasus, kemudian disusul praktik seks bebas (Pria jajan diluar-red) dengan jumlah 24 kasus.

“Selanjutnya pasangan berisiko tinggi 11 kasus, wanita penjaja seksual 10 kasus, lainnya 3 kasus serta ibu hamil dan waria masing-masing 1 kasus,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penularan HIV terjadi melalui hubungan tidak aman (seks bebas) jarum suntik dan penularan dari ibu ke anak.

“Virus ini tidak dapat menular melalui kontak sosial seperti makan bersama, menggunakan fasilitas umum bersama dan sebagainya,” jelas Novi.

Mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS Novi,  mengingatkan pada setiap warga dan kelompok resiko tinggi maupun kelompok rentan agar tidak melakukan sek bebas, serta pada pria “Jajan diluar”.

“Upaya penyuluhan ke sekolah-sekolah dan penyuluhan ke kelompok rentan sekaligus melakukan screening sampai saat ini terus kita lakukan,” jelasnya.

Dan jika jika ada ditemukan yang terinfeksi HIV, dinas kesehatan juga akan melakukan pendampingan dan pengobatan sampai mereka bisa mandiri.

Novi juga mengingatkan, jika sampai saat ini, obat atau vaksin anti HIV ini belum ada. Sedangkan berbagai terapi dan obat yang tersedia, masih merupakan upaya memperlambat perkembangan penyakit saja.

“Tujuannya agar dapat memperlama harapan hidup para penderita,” pungkasnya.

Penulis:Roland
Editor  :Redaksi Â