
PRESMEDIA.ID,Tanjungpinang – Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau mengimbau masyarakat, agar berhati-hati atas bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD). Terutama, pada saat pergantian musim yang saat ini sedang berlangsung.
Kepala Dinkes Kepri, Tjetjep Yudiana mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh, saat ini angka bebas jentik (ABJ) di hampir seluruh kawasan di Kepri relatif cukup rendah yakni berkisar 20 persen.
“Dengan begitu, masih ada 80 persen jentik yang tersebar di berbagai tempat. Terutama di sekitar permukoman warga,” katanya,Senin (21/10/2019).
Rendahnya ABJ ini, kata Tjejep tidak terlepas dari kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah masing-masing.
Apalagi saat ini sudah memasuki musim hujan, sehingga tempat-tempat penampungan air seperti kaleng bekas, botol dan tempurung yang ada di sekitar tempat tinggal berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
“Dalam seminggu saja kalau dibiarkan, satu wadah tersebut bisa menampung ratusan hingga ribuan nyamuk,
Akibatnya, masyarakat akan semakin rentan terserang penyakit DBD,”jelasnya.
Berdasarkan catatan Dinkes, lanjut Tjetjep, hingga bulan September 2019 sudah ada sekitar m 1.000 kasus DBD Di Kepri. Paling tinggi terdapat di Kota Batam, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun.
“Angka DBD selama periode tersebut meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun 2018 sebanyak 300 kasus,” jelasnya.
Dia menegaskan, pemerintah terus bersinergi dengan berbagi pihak terkait guna menggalakkan gerakan PSN di lingkungan masyarakat mulai dari tingkat desa hingga perkotaan.
Pemerintah pun gencar melakukan program PSN dengan fogging atau pengasapan nyamuk serta memaksimalkan tugas juru pemantau jentik (Jumantik) di tiap-tiap rumah warga.
“Saya pun meminta masyarakat punya kesadaran tinggi untuk memberantas sarang nyamuk. Karena ini tugas kita bersama, bukan hanya pemerintah,” tutur Tjetjep.
Penulis: Ismail