Rakor Penanganan Covid-19, Mendagri: Antisipasi Lonjakan Penularan Omicron Jelang Nataru

Pjs.Sekda Kepri Lamidi dan sejumlah Pejabat lainya di Kepri sat mengikuti Rakor bersama Mendagri.
Pjs.Sekda Kepri Lamidi dan sejumlah Pejabat lainya di Kepri sat mengikuti Rakor bersama Mendagri.

PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Antisipasi lonjakan penularan Covid varian Omicron menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi meminta Kepala Daerah agar mengantisipasi lonjakan penularan Covid varian Omicron menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Hal itu dikatakan Mendagri dan Menkes pada seluruh Kepala daerah, dan Pjs.Sekda Kepri Lamidi didampingi sejumlah kepala OPD di Kepri yang mengikuti Rapat Koordinasi Penanggulangan Pandemi Covid-19 masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan Penanganan Varian Omicron itu melalui video difference dari Ruang Rapat Lt.3 Kantor Gubernur Kepulauan Riau, Senin (27/12/2021).

Mendagri mengatakan, Rakor yang dilaksanakan merupakan tindak lanjut dari rapat terbatas (Ratas) sebelumnya yang dipimpin oleh Presiden Jokowi dalam rangka penanganan dan penanggulangan covid-19 di masa Nataru sekaligus mitigasi kasus varian omicron.

Mendagri mengatakan, Meski situasi pandemi relatif melandai yang ditandai dengan kasus terkonfirmasi, angka kematian dan Bed Occupancy Ratio (BOR) rendah serta angka kesembuhan cukup tinggi, diharapkan, pemerintah dan semua pihak tidak boleh lengah dan harus tetap waspada.

Kewaspadaan lanjut Toto, harus terus dilakukan khususnya pada saat Nataru sebagai momentum mobilitas massa dan potensi kerumunan yang dapat mengakibatkan kenaikan jumlah penularan” kata Menteri Tito mengawali arahannya.

Menurut Menteri Tito, berdasarkan pengalaman tahun lalu diprediksi akan tetap ada lonjakan, hingga menjadi perhatian semua pihak agar tidak lalai.

“Dalam rapat terbatas sebelumnya yang dipimpin langsung presiden, juga telah disepakati delapan strategi utama penanggulangan pandemi covid 19 di masa Nataru,” ujar Tito.

Ke delapan strategi kebijakan itu, pertama menyangkut, penegakan protokol kesehatan (5M) terutama memakai masker dan menghindari kerumunan.

Kedua, pengetatan kedatangan dari luar negeri dan himbauan untuk tidak keluar negeri. Ketiga penegakan penggunaan aplikasi Pedulilindungi.

“Untuk hal ini Kemendagri akan membentuk tim supervisi dari ditjen otda tentang perda/Perkada yang akan mengaturnya” ujar Menteri Tito.

Selanjutnya adalah penerapan PPKM berbasis level dan mikro, kemudian menyiapkan antisipasi apabila terjadi lonjakan (menyiapkan RS dan isolasi terpusat, Nakes, kamar, obat-obatan, oksigen).

Langkah lanjutan mengintensifkan tracking dan testing dengan memperbanyak screening. Kemudian mempercepat vaksinasi dengan memberikan reward dan punishment atas hasil evaluasi awal Januari 2022. Selanjutnya yang terakhir mempercepat riset varian omicron.

Untuk itu Menteri Tito meminta kepada setiap kepala daerah yang mengikuti video difference untuk segera berkoordinasi dengan Forkopimda dan stakeholder di daerahnya.

“Agar segera di follow up arahan-arahan ini dengan berkoordinasi dengan Forkopimda, turun ke lapangan agar apa yang disampaikan benar-benar dieksekusi, ini lah sebenarnya kunci keberhasilan penanggulangan pandemi” pesan Menteri Tito.

Sementara itu Menkes Budi Gunadi menyampaikan bahwa untuk setiap pandemi, target utamanya adalah untuk mengurangi laju penularan.

“Karena tidak mungkin untuk menghapuskan pandemi dengan cepat. Pengurangan laju penularan bertujuan agar setiap saat jumlah orang yang membutuhkan rumah sakit masih di bawah jumlah kapasitas tempat tidur yang tersedia” kata Menteri Budi.

Kemudian Menteri Budi juga berbicara mengenai Varian Omicron yang saat ini telah menjadi varian dominan di Afrika dan mulai menjadi varian dominan di Eropa.

“Kesimpulan data interim WHO per 26 Desember 2021, varian Omicron penularannya lebih cepat dari delta yang terbukti secara ilmiah dan konsisten di banyak jurnal, kemudian menurunkan tingkat keparahannya dengan efektivitas vaksin dibawah varian delta” jelas Menteri Budi.

Menurut Menteri Budi, di Indonesia dalam waktu 2 minggu sudah ada 46 kasus varian Omicron terdeteksi di Indonesia. Ke 15 orang positif Omicron di Indonesia orang-orang yang merupakan pelaku perjalanan dari Turki.

Penularan lokal sudah ada 2 orang di wisma Atlit, 1 petugas kesehatan dan 1 petugas kebersihan.

“Dari 46 kasus Omicron di Indonesia saat ini, 74 persen diantaranya sudah divaksin lengkap sehingga mendukung data WHO bahwa Omicron menurunkan efektivitas vaksin 70 persen tanpa gejala atau gejala ringan, dan 96 persen kasus adalah WNI” ujar Menteri Budi.

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi