
PRESMEDIA.ID,Lingga- Ratusan kilo udang Paname yang dipelihara nelayan tambak di Desa Sungai Pinang dan Desa Kudung Kecamatan Lingga Timur mati akibat listrik PLN sering padam.
Padamnya listrik PLN mengakibatkan kincir air ditambak nelayan mati dan asupan oskigen terhadap udang di tembak nelayan juga terhenti.��
Ketua Pokdakkan Suak Tube Suwandi menuturkan, matinya daya listrik PLN 10 jam setiap harinya di Lingga, menjadi penyebab sejumlah udang ditambak nelayan tersebut mati, Karena serapan oksigen dari kincir air di tambak pada udang yang dipelihara tidak tercukupi.
Ini akibat suplai listrik PLN Lingga padam 10 jam setiap harinya, Dan listrik yang sering padam itu, menjadi resiko paling berat dihadapi nelayan petambak di Lingga yang menyebabkan udang petani tambak mati,”jelasnya saat ditemui wartawan di tambak-nya, Senin,(17/2/2020).
Sebenarnya, lanjut Suwandi, petai tambaj disana juga memiliki mesin Robin. Namun karena tenaga robin sangat kecil hingga tidak mampu mengangkat daya putar kincir air ditambak nelayan. Dan atas kondisi itu, petani tambak disana, mengaku hanya bisa pasrah ketika ratusan udang di tambaknya bertebaran dalam kodisi mati.
“Harusnya kalau kincir terus berputar, akan memberi serapan oksigen ke udang, dan kalau satu jam saja kincir tidak berfungsi karena listrik padam, maka akan banyak udang yang akan mati,”ujarnya.
Hal yang sama juga di dialami nelayan tambak lainya di Desa Sungai Pinang, Akibatnya sejumlah tambak yang merupakan binaan Dinas Perikanan Kabupaten Lingga itu akan terancam panen.
Pihak petani juga mengaku sudah mengupayakan pembeliaan mesin genset pembangkit Listrik, Namun karena keterbatasan dana, petani tambak disana belum bisa memiliki sumber listrik cadangan yang memadai selain PLN.
“Sebenarnya sumber cadangan listik dengan skela kecil cudah ada, tetapi belum bisa bertahan selama 10 jam. Mau membeli genset dengan kekuatan besar alokasi anggaran yang tidak memungkinkan,”sebut petani tambak lainya.
Camat Lingga Timur Abang Syafril yang turun langsung ke lokasi tambak, juga menyayangkan kejadian itu, Terlebih pelayanan suplai listrik PLN yang mati terlalu lama hingga menyebabkan kerugian besar masyarakat nelayan petambak udang.
“Hal ini memang sangat kami keluhkan, Karena tidak mudah mengelola tambak ini, apa lagi semua dilakukan secara swadaya oleh seluruh anggota kelompok,”ujar camat yang baru menjabat awal Januari ini pada wartawan.
Jika tidak ada kendala mati listrik lanjut Syafri, diperkirakan sejumlah petani tambak udang di daerahnya itu akan panen dalam kurun waktu satu setengah bulan lagi. Dan atas kondiri itu, pihaknya sangat mewanti-wanti akan mengakibatkan petani tambak merugi.
“Saat ini sebagian petani tambak ada yang terpaksa memanen udangnya dengan prematur. Hal itu dilakukan untuk megurangi kerugian yang lebih besar dari mati-nya udang yang dipelihara,”kata Syafri..
Kondisi dan keluahan nelayan tambak itu, dikatakan Syafri, juga telah disampaikan pada pemerintah dan dinas Kelautan Perikanan, tetapi karena lidingsektor pengelola listrik adalah PLN hingga saat ini pemerintah berjanji akan menyampaikan hal itu ke pihak PLN.
Penulis: Aulia