PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Pemerintah Provinsi Kepri pengusulan Provinsi Kepri di Indonesia, menjadi tuan rumah Solidaritas dan kerja sama Sub-Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-29 pada 2023 mendatang.
Hal itu dikatakan Ansar Ahmad setelah sebelumnya mengikuti pertemuan Ministerial Retreat, Tingkat Menteri Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-28 tahun 2022 yang berlangsung pada 15 September 2022 di Phuket beberapa waktu lalu.
“Maka dari itu saat ini kita mulai buat perencanaan dan persiapan agar tahun depan kita tuan rumah IMT-GT ini,” ujar Ansar.
Pada pertemuan IMT-GT ke-29 tahun 2023 di Kepri mendatang, Ansar juga mendorong IMT-GT ke 29 itu dilaksanakan dengan International Expo.
“Nanti 9 provinsi di Indonesia bersama sejumlah negara yang ikut seperti Thailand, Malaysia bisa ikut pada International Expo yang di khususkan pada UMKM itu,” ujarnya.
Ansar berharap, melalui kegiatan itu, selain menggelar pertemuan antar Menteri, Ekonomi bisnisnya juga matching, sehingga terjadi transaksi dalam meningkatkan ekonomi dan sektor pariwisata.
“Kalau nanti Kepri disetujui jadi Tuan Rumah IMT-GT ke-29 tahun 2023 ini, lokasinya akan kita buat di Batam dan Lagoi-Bintan. Sedangkan International Expo nya akan diadakan di depan Hotel Marriot Batam,” ujarnya.
“Kalau rapat gubernur semua bisa di Batam, Tapi untuk pertemuan tingkat Menterinya akan kita buat di Lagoi kita bagi dua lah,” pungkas Ansar lagi.
Sebagaimana diketahui, Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) merupakan pertemuan solidaritas dan kerjasama Sub-Regional antar Menteri dalam memperkuat pertumbuhan Ekonomi, serta penanggulangan krisis ekonomi dan kesehatan akibat pandemi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto sebelumnya juga mengatakan, Indonesia akan memanfaatkan platform kerjasama IMT-GT, untuk mendorong proyek yang konkret bagi percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan dengan tetap memperhatikan permasalahan kesehatan, revolusi industri, ketahanan pangan dan energi, kualitas sumber daya manusia, dan sumber daya berkelanjutan.
Selain itu, pertemuan ini juga membahas percepatan transformasi dan adaptasi teknologi yang memainkan peran kunci untuk masa depan kerjasama IMT-GT.
Pada tahun 2022, sebagaimana dikutip dari ekon.go.id, Pertemuan Ministerial Retreat dalam rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-28 berlangsung pada 15 September 2022 di Phuket, Thailand.
Pertemuan sendiri dipimpin oleh Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith. Sementara itu, Delegasi Malaysia dipimpin oleh Menteri Ekonomi Dato’ Sri Mustapa Bin Mohamed. Turut hadir juga dalam kesempatan tersebut Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia Ahmed M.Saheed dan Sekretariat ASEAN Lim Chze Cheen.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang memimpin delegasi Indonesia saat itu, Ministerial Retreat tersebut membahas upaya pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi dan upaya peningkatan implementasi Kerangka Kerja Pembangunan Kota Berkelanjutan (Sustainable Urban Development Framework/SUDF).
Upaya pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi kata Agus Gumiwang, sangat penting dilakukan karena UN World Tourism Organization mencatat bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan pendapatan sektor pariwisata secara global sekitar USD 2 triliun.
Arus pariwisata mancanegara di wilayah IMT-GT juga menurun cukup signifikan yaitu sekitar 80%. Oleh karena itu, Menteri Agus dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pembangunan kembali sektor pariwisata merupakan prioritas dan perlu dilakukan dengan terobosan-terobosan baru agar lebih sustainable dan resilient di masa mendatang.
Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut juga menyampaikan beberapa prioritas pemulihan sektor pariwisata di antaranya mengembalikan kepercayaan turis, pengurangan ketidakpastian serta meningkatkan informasi dan komunikasi, restorasi konektivitas, infrastruktur dan kapasitas jasa pariwisata.
Kemudian, memberi dukungan kepada dunia usaha pariwisata, terutama UMKM dan masyarakat pelaku pariwisata agar dapat beradaptasi dan survive , terutama melalui adaptasi teknologi digital, strategi pemasaran bersama, dan transisi ke arah pariwisata yang lebih resilient dan sustainable.
Terkait pemulihan sektor pariwisata, para Menteri juga menyepakati untuk meluncurkan IMT-GT Visit Year 2023-2025 pada KTT IMT-GT 2023 mendatang di sela-sela perayaan 30 tahun kerjasama IMT-GT.
Tujuan utama dari inisiatif ini adalah, untuk menghidupkan kembali industri pariwisata subregional dengan menarik wisatawan internasional melalui kegiatan pemasaran dan promosi bersama.
Untuk mendukung mobilitas masyarakat di sektor pariwisata, Menteri Agus menyampaikan bahwa upaya menurunkan biaya penerbangan dan logistik perlu dilakukan pada masa pemulihan saat ini.
Selanjutnya terkait topik pembahasan upaya peningkatan implementasi Kerangka Kerja Pembangunan Kota Berkelanjutan (SUDF), Menteri Agus menyampaikan bahwa implementasi SUDF perlu dipercepat dengan mengambil langkah-langkah konkrit yang bersifat low-hanging fruit.
Hal tersebut penting dilakukan karena dokumen SUDF merupakan referensi utama untuk implementasi berkelanjutan di sub kawasan. Selain itu, kedepannya para Menteri juga meminta para pemangku kepentingan IMT-GT untuk mempercepat upaya pencapaian subregional yang terintegrasi, inovatif, inklusif, dan berkelanjutan sebagaimana dituangkan dalam Visi IMT-GT 2036.
Penulis: Presmedia
Editor: Redaksi
Komentar