PRESMEDIA.ID, Bintan – Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Bintan terus berusaha keras untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Bintan.
Usaha nyata itu adalah bekerjasama dengan semua pihak. Baik instansi pemerintah maupun swasta untuk melahirkan sebuah terobosan-terobosan baru.
Ketua TP PKK Bintan Hafizha Rahmadhani, mengatakan dua tahun terakhir kasus stunting di Kabupaten Bintan menurun sebesar 2,2 persen. Dari 20 persen di 2021 menjadi 17,8 persen di 2022. Kemudian di 2023 ditargetkan mampu turun hingga 12,2 persen.
“Maka dengan dasar itu, TP PKK juga berupaya untuk menurunkan angka stunting di 2023 ini. Caranya dengan kerjasama atau kolaborasi semua pihak untuk melahirkan terobosan-terobosan baru,” ujar Hafizha di Jalan Nusantara Km 18 Bintan Timur, kemarin.
Penurunan kasus stunting bukan sekedar wacana atau angan belaka. Tetapi menjadi sebuah cambuk besar untuk selalu serius, terus maju dan bergerak cepat.
Satu persatu terobosan lahir di Kabupaten Bintan. Dimulai dari Rumah Asuh yang dipelopori atas kerjasama TP PKK Bintan dengan Pengelola Kawasan Industri Lobam PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE).
Rumah Asuh ini menempati bangunan di Kawasan PT. BIIE tepatnya di Desa Teluk Sasah, Kecamatan Seri Kuala Lobam.
Penempatannya sengaja dihadirkan di Teluk Sasah mengingat kasus stunting terbanyak di Kabupaten Bintan berada di daerah ini.
“Rumah Asuh ini kita namakan Bintan Kasih. Disini ada pendamping, pengasuh, penyuluh dan tim kesehatan. Bahkan rumah tersebut dilengkapi CCTv untuk memantau semua aktivitas di sana,” jelasnya.
Kemudian Rantang Sehat. Terobosan ini lahir dari kerjasama TP PKK Bintan dengan aparatur desa. Melalui program ini pihak desa akan memberikan bantuan bagi balita yang stunting.
Makanan penuh gizi, vitamin dan lainnya akan disediakan untuk balita selama enam bulan. Tujuannya untuk menjamin asupan gizi demi mendukung pertumbuhan balita tersebut.
“Jadi rantang sehat ini akan diberikan kepada balita stunting setiap harinya selama enam bulan,” katanya.
Berikutnya Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Program ini sedang dalam proses untuk dijalankan di Kabupaten Bintan. Nantinya dengan program ini, satu bapak asuh akan mengasuh balita yang berpotensi stunting di daerahnya masing-masing.
Dalam program BAAS ini menitik beratkan pola asuh keluarga terhadap balita. Karena peran besar ayah dan ibu untuk mencegah anaknya berpotensi stunting.
“Kita akan edukasi keluarga yang mendapat program BAAS ini agar pola asuh dan pemberian asupan gizi yang diberikan ke anaknya seimbang,” sebutnya.
Lalu akan hadir program BTS. Yaitu Beras, Telur dan Sedekah. Program ini akan dilaksanakan atas kerjasama TP PKK Bintan dengan sekolah-sekolah.
Nantinya pelajar SMA sederajat dilibatkan . Mereka akan membantu mencegah stunting dengan mensosialisasikan serta memberikan bantuan BTS ke setiap kecamatan.
“Nantinya BTS ini akan didistribusikan ke semua anak berisiko stunting di setiap kecamatan,” ucapnya.
Selanjutnya adalah pencegahan dari hulu dengan sasaran para remaja yang tergabung di Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di Bintan.
Para remaja akan diberikan edukasi agar mereka dapat menjaga diri dan menjaga kualitas makanannya. Lalu mereka akan diberikan vitamin dan tablet penambah darah.
“Kolaborasi TP PKK dengan remaja akan mencegah risiko stunting khususnya pada remaja putri. Karena mereka akan menjadi seorang istri dan ibu ketika mereka menikah nantinya. Jadi menyiapkan remaja yang akan menjadi calon ibu untuk melahirkan anak resiko stunting,” tutupnya.
Penulis: Hasura
Editor : Redaksi
Komentar