Sorot Kelangkaan BBM, Lis Darmansyah Pertanyakan Kinerja Dinas

Anggota DPRD Kepri Lis Darmansyah
Anggota DPRD Kepri Lis Darmansyah. (Presmed)

PRESMEDIA.ID,Tanjugpinang- Kelangkaan BBM Solar di kota Tanjungpinang dan Bintan, setiap hari semakin parah. Anterian panjang Pick-Up dan Lorry hampir setiap hari terjadi disejumlah Stasisun pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) di Tanjungpinang.

Parahnya, bukan hanya BBM Solar, Bahan Bakar lain seperti Premium, Pertilate dan Pertamax juga kehabisan Stock di SPBU Km IV Tanjungpinang. Akibatnya, sejumlah Mobil dan motor yang sempat masuk untuk melakukan pengisian ke SPBU, terpaksa patah balik karena operator di SPBU itu menyatakan BBM sedang kosong.

“Di SPBU kilo meter IV Jalan Gatot Subroto semua jenis BBM habis. TRadi ke sana mau isi bensin Premium, kata petugasnya lagi kosong,”ujar Sabudin salah satu warga pada PRESMEDIA.ID, Senin,(7/10/2019) sore.

Hal yang sama juga dikatakan, Wani warga Tanjung Unggat di Tanjungpinang. Ia mengatakan, ketika dirinya hendak mengisi BBM Pertilaite di SPBU Km IV itu operatir SPBU juga menyatakan habis dan pasokan BBM ke SPBU itu belum. “SPBU terdekat dari Tanjung Unggat kan disini, Eh ternyata Perilaite nya juga habis,”ujar Ibu rumah Tangga ini setengah menggerutu.

Menanggapi kelangkaan BBM Solar di Tanjungpinang ini, Anggota DPRD provinsi Kepri Lis Darmansyah mengatakan, hal terseut tidak terlepas dari adanya permainan mafia solar di Tanjungpinag dan Bintan, yang mengakibatakan Solar Langka dan mobil setiap hari anteri di SPBU yang memiliki pasokan Solar.

“Kalau berbicarakan soal solar, selalu yang dibahas soal regulasi dan sebenarnya bukan ada diregulasi. Tapi ada permasalahan”kata Lis Darmansyah pada wartawan di kantor Sekretariat DPD-PDIP Kepri,Selasa,(7/10/2019).

Permasalahan solar subsidi, lanjut kader PDIP ini, yang membutuhkan sangat banyak, sementara solar subsidi stocknya terbatas. Permasalahanya, hingga saat ini banyak kendaraan opersional perusahan yang seharusnya menggunakan Solar Non Subsidi, ikut berebut membeli solar Subsidi.

“Untuk quota kebutuhan solar Subsidi dan non Subsidi, bagi kendaraan di Tanjungpinang dan Bintan, sampai saat ini Pertamina juga tidak menjelsakan secara konkrit,”ujarnya.

Tidak adanya pengawasan yang ketat, lanjut Lis, juga menjadi penyebab dan makin mudahnya kendaraan operasional Industeri melakukan pengisian solar Subsidi disejumlah SPBU yang ada di Tanjungpinang.

“Untuk kendaraan opersional perusahaan, yang seharusnya menggunakan solar Nonsubsidi saat ini bisa saja mengisi solar di sejumlah SPBU yang ada di kota Tanjungpinang dan Bintan,”ujarnya.

Harusnya, sambung Lis perlu dilakuan pengawasan lebih ketat oleh dinas terkait, apakah dengan cara mengindentifikasi kendaraan melalui Print out pengisian BBP di SPBU atau melakukan pengecheckan distriobusi yang dilaukan Depo Pertamina ke masing-masing SPBU. “Namun kenyataanya, dinas hanya mengatakan tidak ada masalah. tetapai faktanya yang kita liat, antrian panjang selalu terjadi di setiap SPBU, hal ini menjadi tanda tanya”tegasnya.(Presmed7)