Akibat Covid dan Blocking Area, Pasar Sayur Dabo Singkep-Lingga Sepi

Pedagang Sayur di Pasar Dabo Singkep
Pedagang sayur di pasar Dabo Singkep mengemas dan mebersihakn bawang jualanya karena pembeli sepi.

PRESMEDIA.ID,Lingga-Pasar sayur Dabo Singkep Kabupaten Lingga sepi akibat covid-19 dan diberlakukannya blocking area dalam pencegahan virus corona. Pedagang di pasar Dabo mengatakan, sejak diberlakukanya pengurangan aktifitas masyarakat keluar rumah, masyarakat sudah jarang yang berbelanja ke pasar.

“Jam 7 saja udah sepi, yang mengakibatkan barang tidak laku,”ujar Faisal salah satu pedagang, Senin,(30/3/2020).

Akibat kondisi itu, sejumlah barang seperi bawang, dan bahan lainya, yang biasanya sehari habis terjual, saat ini 4 sampai 5 hari baru habis.

Akibat sepinnya pembeli saat ini, juga berdampak pada pendapatanya hingga 50 pesen dari biasanya sebagai pedagang sayur di pasar Dabo

“Untuk pendapatan berkuang hingga 50 persen, yang biasanya bisa dapat Rp.600 ribu sehari saat ini hanya 250-300 ribu,”ujarnya.

Ia menerangkan, penurunan pembelian juga bisa dikarenakan sejumlah rumah makan yang tutup sesuai dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi kerumunan.

Mengenai harga barang, Faisal menyebut, barang-barang dari luar yang mengalami kenaikan sementara barang dan sayur lokal, harganya anjlok.

“Untuk barang dari luar harganya naik antara 2 hingga 8 ribu rupiah per kilo gram. Seperti bawang yang dari rp.36 ribuper kilo sebelumnya, saat ini Rp38 ribu/kg. Cabe kering dari Rp.60 ribu per kilo, saat ini naik menjadi 68 ribu/kg,”ujarnya.

Demikian juga jahe merah, haranya saat ini melonjak tinggi, dari Rp.50 ribu sebelumnya per kilo gram, saat ini Rp.70 ribu. “Kalau untuk cabe lokal biasa 50 ribu/kg kini turun jadi 40 ribu/kg,”sebutnya.

Selain pedagang Sayur, penurunan pendapatan akibat Covid dan Blocking area yang silakukan pemkab Lingga juga berdampak pada buruh pasar di pelabuhan Dabo Singkep.

Jika sebelumnya kelompok buruh yang terdiri dari beberapa orang itu bisa menghasilkan Rp.2 juta per hari, saat ini hanya Rp1 juta lebih bahkan, kadang tidak ada akibat tidak adanya kapal yang masuk.

“Iah penyebabnya karena corona dan pembatasan kapal masuk ini,”ujar salah seorang buruh yang anamnya enggan ditulis.

Penulis:Aulia