PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Ratusan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dipulangkan dari Malaysia dan Singapura ke Batam provinsi Kepri banyak positif Covid.
Banyaknya PMI terkonfirmasi Covid-19 yang dipulangkan dari Malaysia dan Singapura ini, mengakibatkan data terkonfirmasi positif Covid-19 Kepri pasca Natal dan Tahun Baru (Natura) membludak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat juga mencampur adukkan data terkonfirmasi positif Covid-19 Pekerja Imigran Indonesia (PMI) itu dengan data riil masyarakat lokal Kepri. Akibatnya, angka positif Covid-19 Kepri secara Nasional tertinggi dalam satu Minggu terakhir.
Data Satgas Covid Kepri menyatakan, terkonfirmasi positif Covid-19 Kepri sebelumnya hanya tinggal 2 kasus. Kemudian melalui kedatangan PMI dari Malaysia ke Pelabuhan Batam Center mengakibataka pertambahan positif Covid menjadi 93 kasus.
Selanjutnya, dari kedatangan PMI ke Batam terus berlanjut kembali ditemukan ratusan PMI positif Covid, dan daftar positif Covid-19 Kepri bertambah menjadi140 kasus bahkan saat, penambahan positif Covid PMI terus bertambah hingga mencapai 168 kasus.
Dengan penambahan Ratusan Positif Covid PMI ini, kasus Covid-19 di Kepri menjadi tertinggi ke-2 di Indonesia berada dibawah DKI Jakarta yang mencapai 526 kasus
Gubernur Kepri Ansar Ahmad, menyatakan kasus baru Covid-19 di awal tahun 2022 yang dibacakan oleh BNPB tersebut memang terjadi di Kepri. Namun, yang tertular bukan masyarakat Kepri, melainkan para PMI yang pulang ke tanah air melalui jalur laut di Batam, Tanjungpinang maupun Karimun.
“Jadi penambahan itu adalah PMI yang pulang dari Malaysia dan bukan masyarakat lokal Kepri. Harusnya data PMI dan masyarakat lokal ini sudah dipisahkan. Tapi pusar masih menyatukan. Kita sudah meminta kepada Pemerintah Pusat agar ada pemisahan data antara PMI dan data masyarakat Kepri,†kata Gubernur Ansar, Kamis (6/12/2022).
Ia menjelaskan, sejauh ini dari segi capaian vaksinasi, Kepri termasuk yang terbaik di Indonesia. Begitu juga dengan tingkat kepatuhan masyarakat Kepri dalam menerapkan protokol kesehatan juga cukup tinggi.
Ditambah lagi, berdasarkan hasil survey serology yang dilakukan ahli menunjukkan tingkat titer antibodi masyarakat Kepri mencapai 89,6 persen.
“Itu artinya masyarakat Kepri termasuk sudah kebal terhadap virus Covid-19. Yang penting tetap patuhi prokes,†tegas Ansar Ahmad.
Atas dasar itu, Ansar mengaku merasa perlu mendatangi kantor Kementerian Kesehatan RI di akhir Desember 2021 lalu. Dengan tujuan meminta adanya pemisahan data masyarakat Kepri dan PMI yang terjangkit virus Covid-19.
Karena, jika para PMI yang tertular juga digabungkan dengan masyarakat Kepri, tentu saja kasus Corona di Kepri tidak akan pernah habis. Karena selamanya Kepri akan tetap menjadi jalur lalu lintas keluar dan masuknya para PMI.
Saat ini, lanjut Ansar, Pemprov Kepri sedang gencar melakukan pencegahan penyebaran virus Covid-19, salah satunya dengan melakukan berbagai sosialisasi dan memaksimalkan vaksinasi.
Dan saat ini Pemprov Kepri sedang gencar melakukan vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun di seluruh Kepri. Hal ini juga bagian upaya untuk melindungi masyarakat Kepri dari bahaya pandemi.
Oleh sebab itu, Gubernur berharap kebijakan pusat yang menunjuk Kepri sebagai salah satu jalur pemulangan PMI ini tidak berdampak terhadap semangat masyarakat Kepri yang ingin selalu sehat, dan kemudian bisa mengembalikan semangat pemulihan ekonomi guna bangkit dari keterpurukan.
“Kita yakin Pemerintah Pusat juga melihat apa yang sedang kita lakukan dan tujuan dari setiap kebijakan yang kita buat. Sebagai perwakilan pusat, Pemprov Kepri hanya meneruskan apa yang menjadi program pemerintah pusat,†harap Ansar.
Kepala Dinkes Kepri, Mohammad Bisri, menyampaikan pihaknya telah menemui pihak BNPB terkait persoalan tersebut. Dalam pertemuan itu, pihak BNPB mengakui jika penambahan kasus di Kepri memang dari para PMI yang masuk melalui Batam, dan bukan masyarakat asli Kepri.
Bahkan, pihak BNPB juga sudah mengetahui jika penularan baru pada masyarakat Kepri sangat minim sekali, bahkan hampir tidak ada kasus.
“Pada intinya pihak BNPB mengakui jika mereka salah membaca data. Mereka tau kita sudah baik dari segi vaksinasi dan sebagainya. Dan kita hampir tidak ada kasus sama sekali. Kecuali kasus dari para PMI yang pulang lewat Batam. Mereka juga mengakui, rendahnya penambahan kasus positif di Kepri adalah karena capaian vaksinasi yang sudah sangat tinggi di Kepri,†demikian Bisri.
Penulis : Ismail
Editor : Redaksi
Komentar