Kapal Pukat Cantrang Kembali Marak, Alat Tangkap Nelayan Kepri Disapu Bersih di Laut Natuna

Kapal Pukat Cantrang kembali marak di Laut Natuna alat tangkap nelayan Kepri disapu bersih
Kapal Pukat Cantrang kembali marak di Laut Natuna alat tangkap nelayan Kepri disapu bersih

PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Nelayan Kepri dari Bintan kembali mengeluhkan ulah kapal pukat Cantrang asal Jawa yang beroperasi di laut Anambas dan Natuna provinsi Kepri.

Mengapa tidak, selain menguras ikan kecil dan ikan besar, Kapal nelayan asal Jawa yang menggunakan Alat Tangkap Ikan (API) Cantrang ini, juga menyapu sejumlah alat tangkap tradisional nelayan Kepri seperti bubu, rawai dan pancing.

Atas kejadian ini, warga nelayan yang menemukan kapal nelayan asal Pantai Utara Jawa (Pantura) di laut Natuna itu mengaku, sangat menyesalkan kebijakan pemerintah yang membebaskan kapal dengan tonase tertentu menggunakan alat tangkap cantrang di laut Natuna.

“Inilah kebijakan (Pemerintah) yang tidak memikirkan nasib kami nelayan kecil yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan,” ujar nelayan Kepri melalui video yang diterima Media ini, Senin, (19/6/2023).

Di video yang diambil nelayan Kepri ini, juga terlihat sebuah kapal-kapal warna putih dengan tonase besar berbendera Indonesia yang saat itu sedang menangkap ikan menggunakan pukat cantrang di laut Natuna dan Anambas.

Nelayan mengatakan, dari aktivitas kapal Cantrang yang divideokan, sedang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan pukat Cantrang.

Di bagian buritan kapal, juga terlihat dua utas tali yang menjulur ke dasar laut yang disebut merupakan bagian tali alat tangkap Cantrang.

“Tali itu adalah tali yang terhubung dengan pukat Cantrang yang sedang ditarik Kapal. Bubu dan rawai kami yang dipasang di laut semua disapu bersih,” ujar Nelayan yang mengaku mengambil video itu pada 16 Juni 2023 laut Natuna dan Anambas.

Atas kejadian ini, nelayan mengaku mengalami kerugian atas alat tangkap mereka yang rusak. Dan atas keluhan dan kejadian ini, PSDK Kepri belum memberi tanggapan.

Akibat Pukat Cantrang Kelompok Nelayan Nyaris Bentrok di Laut

Kejadian pengrusakan alat tangkap nelayan lokal oleh Kapal Pukat Cantrang di laut Kepri sebagaimana yang dikatakan Nelayan Kepri, bukan merupakan yang pertama.

Bahakan sebelumnya, Dua kelompok nelayan dari Bintan dan Jawa, nyaris bentrok di laut Subi Natuna provinsi Kepri, akibat penggunaan alat tangkap ikan (API) Cantrang.

Nelayan Bintan yang menggunakan alat tangkap bubu saat itu mengaku, merugi, akibat nelayan pengguna alat tangkap cantrang menyapu alat tangkap bubu mereka yang dipasang di laut.

Siman salah seorang nelayan Bintan pengguna alat tangkap bubu mengatakan, pihaknya sangat dirugikan nelayan asal Jawa yang menggunakan alat tangkap cantrang itu, karena ratusan alat tangkap bubu-nya rusak disapu alat tangkap cantrang yang digunakan.

“Kami bukan mempermasalahkan mereka menangkap ikan di laut sini (Kepri-red), tapi tolong jangan merugikan orang lain dengan penggunaan alat tangkap cantrang dan menyapu alat tangkap bubu kami,” ujar Siman di Bintan provinsi Kepri belum lama ini.

Nelayan ini juga mengatakan, yang menjadi pemicu kemarahan nelayan Bintan pada nelayan asal Jawa itu, adalah rusaknya sejumlah alat tangkap bubu yang mereka pasang tersapu jaring pukat Cantrang yang mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta.

“Bagaimana tidak, kita turun laut berhari-hari dengan harapan dapat ikan, tapi malah alat tangkap bubu kita yang dirusak akibat tersapu alat cantrang mereka (Nelayan Jawa-red),” ujarnya.

Pengawasan KKP Belum Efektif

Banyaknya kapal pukat cantrang yang masih melakukan penangkapan ikan menggunakan API Cantrang di luar dari zona tangkap yang ditetapkan, dikatakan nelayan Kepri, menjadi bukti belum efektifnya pengawasan yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Sementara Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP-RI) Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya mengatakan, akan mengefektifkan penindakan terhadap penggunaan Alat Penangkap Ikan (API) yang tidak ramah lingkungan, seperti, Pukat Trawl, Cantrang dan sejenisnya sepertinya belum efektif.

Sebagai program Ekonomi Biru kata Menteri Sakti Trenggono juga mengatakan, menjadi inisiatif kelima program Nasional yang dilakukan Indonesia dalam menjaga laut tetap sehat dan bersih untuk kelangsungan hidup manusia.

“Kenyataanya apa, kondisi laut Indonesia termasuk Kepri, hingga saat ini masih “dijajah” oleh nelayan yang mengeruk keuntungan tanpa mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem laut,” sebut nelayan di Bintan.

Penulis: Presmedia
Editor  : Redaktur