
PRESMEDIA.ID, Bintan- Memasuki musim penghujan, wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menghinggapi anak dan pelajar di Kabupaten Bintan. Baru-baru ini, seorang pelajar SMP di Kecamatan Bintan Timur, harus dirujuk ke Rumah Sakit TNI-AL karena diketahui menderita Demam Berdarah, Selasa (15/10/2019).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan, drg Euis Herawati mengatakan, selain pelajar tersebut, memang ada puluhan orang anak yang menderita penyakit serupa selama 3 bulan terakhir.
Pada umumnya yang terjangkit DBD itu adalah kalangan anak-anak dari usia 0-1 sebagai penyumbang terbesar dalam kasus DBD, sisanya berusia 19-44 tahun.
“Namun sampai saat ini, belum ditemukan kasus penderita yang meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan gigitan Nyamuk Aedes Aegypti ini,” katanya.
Dari data Dinas kesehatan lanjut Eus, Agustus sampai Oktober 2019, tercatat sebanyak 40 kasus penderita DBD di Bintan. Dan semua penderita, sudah ditangani dengan baik di RSUD Bintan maupun Tanjungpinang.
“Palinga banyak, terjadi Agustus lalu yaitu 32 kasus. Mereka semua diobati dengan cara rawat inap maupun rawat jalan. Lalu 7 kasus terjadi pada September dan 1 kasus di Oktober ini,” ujarnya.
Untuk pelajar pendeota DBD di Oktober itu, sebut Eus, berusia 13 tahun, kini kondisinya telah membaik setelah mendapatkan penanganan media di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Tanjungpinang.
�Pada Oktober ini kita mendapati 1 kasus DBD. Kasus ini yang mengalami adalah seorang pelajar tapi sudah ditangani oleh pihak medis,”sebutnya.
DBD menyerang Kabupaten Bintan dikarenakan kondisi cuaca yang sering berubah-ubah. Terkadang terjadi hujan dan terkadang panas.
�Ketika hujan air-air yang tergenang itulah yang menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik menjadi nyamuk begitu juga air yang ditampung di bak mandi mapun drum,� jelasnya.
Kepala Dinkes Bintan, dr Gama AF Isnaeni mengatakan 3 kecamatan yang rawan menjadi wilayah endemis atau diserang wabah DBD dikala musim penghujan. Yaitu Kecamatan Bintan Utara, Seri Kuala Lobam, dan Bintan Timur.
�Sekarang hujan sering melanda jadi cegahlah dengan budayakan hidup bersih dan sehat sebelum diserang DBD,� sebutnya.
Ada beberapa cara menangani nyamuk yaitu melakukan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN). Diantaranya menerapkan 3 M Plus yaitu menguras penampungan air, membuang barang-barang yang mudah tergenang air dan menutup penyimpanan air serta rumah bebas jentik pada masyarakat dan memberikan bubuk abate secara gratis.
Sedangkan foging pada wilayah endemis, kata Gama, tidak terlalu efisien. Sebab hanya membunuh nyamuk dewasa saja sedangkan sumbernya atau jentik-jentik masih hidup. Meskipun demikian pihaknya tetap melakukan foging jika ada permintaan dari masyarakat.
�Ayo galakkan lagi Gertak PSN di lingkungannya masing-masing. Lebih baik cegah DBD dari pada mengobatinya,� ungkapnya.
Penulis: Harsura Bintan