Antisipasi Gelombang Omicron, Menkes Ajak Masyarakat Kenali Gejalanya

kementerian kesehatan ri budi gunadi sadikin 20211216115008
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. (Foto : Dok humas Setkab)

PRESMEDIA.ID, Jakarta – Indonesia kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19 varian omicron. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.

Menurutnya, Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.

”Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi,” katanya dalam konferensi secara virtual, Kamis (27/1/2022).

Dijelaskannya, ciri-ciri dari varian omicron adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, begitupun tingkat keparahannya juga lebih rendah. Sehingga, pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).

Adapun strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang omicron sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta.

Dimana, gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus menyiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur. Sedangkan, omicron ini yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.

”Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,” ucap Menkes Budi.

Saat ini, lanjut Menkes, Pemerintah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.

Sementara, total pasien yang sudah terkonfirmasi Omicron sampai tanggal 26 Januari 2022 berjumlah 1.988. Dari jumlah itu yang sudah sembuh atau selesai dirawat berjumlah 765 orang.

Total pasien pernah dirawat sejak awal kasus Omicron pada Desember 2021 sebanyak 854 pasien dengan rincian pasien asimtomatik 461, gejala jaringan 334 pasien, dan gejala sedang dan berat 59 pasien.

”Sebenarnya yang perlu masuk rumah sakit adalah pasien yang 59 itu. Yang perlu dirawat hanya kalau dia perlu di treatment oksigen,” ucap Menkes Budi.

Ia berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati. Yang paling penting selalu pakai masker, hindari kerumunan karena penularan akan semakin tinggi. Kalau bisa kerja di rumah, di rumah saja, tidak usah pergi kemana-mana karena risiko tertularnya sedang tinggi.

Tapi kalau pun tertular tidak usah panik yang penting disiplin isolasi sendiri dan minum vitamin, jika ada gejala ringan minum obat.

”Yang perlu ke rumah sakit kalau ada Lansia atau komorbidnya banyak, itu ke rumah sakit. Dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru,” tuturnya.

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi