
PRESMEDIA.ID, Batam- Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, mengajak seluruh civitas akademika di Kepri berperan aktif dalam upaya mempercepat penurunan stunting di Kepri.
Hal ini disampaikan Ansar dalam Seminar Peran Civitas Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting melalui Kampus Peduli Stunting Kepulauan Riau (Kamping Kepri) yang digelar di Aula Kampus Universitas Ibnu Sina Batam, Sabtu (16/12).
Gubernur Ansar mengatakan, stunting merupakan salah satu isu strategis yang menjadi perhatian khusus pemerintah pusat dan daerah saat ini.
Stunting berkaitan dengan masa depan bangsa dan beban pemerintah dalam menjamin kesejahteraan masyarakat, hingga pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Mengapa stunting ini menjadi perhatian khusus pemerintah, karena akan berkaian dengan masa generasi depan bangsa. Mellui Perpres ini, Pemerintah ingin menjamin, masa depan Generasi Muda Indonesia melalui kesehatan anak-anak akan produktif dimasa yang akan datang. oleh karena itu percepatan penurunan stunting sangat penting,” ungkapnya.
Ansar juga mengatakan, jika Indonesia ingin memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki, maka harus memastikan bahwa masyarakat usia produktif bebas dari stunting.
“Untuk itu, presiden selalu mengingatkan kepada seluruh kepala daerah untuk menangani masalah stunting ini,” katanya.
Kepri Urutan ke 4 Penurunan Stuting dari 38 Provinsi di Indonesia
Gubernur Ansar juga mengapresiasi capaian provinsi Kepri dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Ia mengatakan, Kepri berada di urutan ke 4 penurunan stunting terendah dari 38 provinsi di Indonesia.
“Di 2021 angka stunting Kepri berada di 17,6 persen, Namun pada 2022 menurunkan 2,2 persen, hingga saat ini tinggal 15,4 persen,” katanya.
Selanjutnya, kata Ansar, sesuai dengan intruksi Presiden, pada 2024 ini Provinsi Kepri harus berada dibawah angka 14 persen.
“Maka dari itu, Kita terus bekerja keras dan hingga akhir 2023 kemungkinan menurunkan 0,8 persen hingga angka staunting provinsi Kepri kira-kira masih 14,4 persen. Oleh karena itu di 2024 kita kejar lagi supaya di tahun 2024 akhir bisa di bawah angka 14 persen,” ujarnya.
Untuk mewujudkan hal itu kata Ansar, tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah sendiri, tetapi harus keterlibatan semua pihak baik swasta, masyarakat, sampai keterlibatan kampus.
Hal ini kata Ansar sebagaimana yang dilakukan Kabupaten Karimun, yang berhasil menurunkan angka stunting sampai 11 persen dari 15 persen tahun sebelumnya.
Ini Program Pemprov Kepri Turunkan Angka Stunting
Lalu program-program apa yang akan didorong supaya angka stunting di provinsi Kepri cepat menurun. Ansar mengatakan, perlu kolaborasi dan belajar dengan Kabupaten Karimun.
“Dengan waktu yang tersisa ini, kita harus yakin dan belajar ke Karimun. Karimun itu memiliki pengalaman cukup bagus masalah stunting, Insyaallah kita akan belajar ke sana,” ujarnya.
Selain itu, Ia juga meminta mahasiswa ikut membantu dengan memberi edukasi pada masyarakat soal stunting.
“Kami sangat mengapresiasi Kampus-kampus yang ikut serta memberikan perhatian terhadap stunting di Kepri ini,” katanya.
Ansar juga mengatakan, Seharusnya warga Kepri tidak ada yang stunting, karena Kepri 96 persen lautan dan banyak mengkonsumsi protein nabati serta hewani dari sumber makanan ikan di Kepri tapi kenyataan, masyarakatnya banyak yang stunting,” kata Gubernur Ansar.
Turut hadir dalam seminar tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Kepri Rohina, Direktur Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang Iwan Iskandar, Rektor Universitas Ibnu Sina Mustaqim Syuaib, KMP Satgas Stunting Kepri Aditya Wira Pratomo serta para pimpinan perguruan tinggi atau yang mewakili dan OPD Kepri.
Penulis:Presmedia
Editor :Redaksi