
PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang- Tolak pengukuhan Sultan Kerajaan Riau Lingga di Pulau Penyengat-Tanjungpinang, Organisasi Pemuda Penyengat (OPP) mendatangi Polres Tanjungpinang, Selasa (19/10/2021).
Ketua OPP T.Fahlevy, mengatakan kedatangan mereka ke Polres Tanjungpinang itu adalah untuk berkoordinasi, terhadap penolakan pengukuhan Tengku Harmizan sebagai Sultan Kerajaan Riau Lingga di Gedung Istana Tengku Bilik Pulau Penyengat.
“Kami datang ke Polres ini untuk melakukan koordinasi, agar acara tersebut dibubarkan. Karena pengukuhan malam nanti kami anggap tidak sah, dan garis keturunannya juga tidak tepat,” kata Fahlevy di Mapolres Tanjungpinang, Selasa (19/10/2021).
Menurut Fahlevy, adanya rencana pengukuhan itu ditentang sejumlah pihak di Penyengat. Karena kerajaan Sultan Riau Lingga sudah berakhir pada tahun 1913, sehingga tidak perlu adanya sultan lagi.
“Kami mempertanyakan pengukuhan ini, Ada apa membentuk Sultan. Sementara kami merasa sudah tenang tenang saja. Jadi kami merasa resah sekali,” jelasnya.
Ia menegaskan, selaku OPP secara tegas menolak apabila ada pengukuhan Sultan di pulau Penyengat.
Namun dmeikian, Fahlevy juga tidak bernai menjelasakan asal usul silsilah dari kesultanan yang akan dikukuhkan. Namun yang jelas menurutnya, orang Melayu keturunannya dari laki-laki bukan dari perempuan.
“Ini yang akan dikukuhkan sebagai Sultan Kerajaan Riau Lingga ahli waris dari perempuan,” paparnya.
Selain itu lanjutnya Fahlevy, pengangkatan Sultan yang akan diadakan dibentuk hanya dari keluarganya bukan dari tokoh adat dan masyarakat.
Sementata itu, Kapolres Tanjungpinang AKBP Fernando, mengatakan pertemuan yang dilakukan dengan mengundang sejumlah pihak, dari tokoh masyarakat, LAM dan lainnya itu bertujuan untuk melakukan mediasi.
Dari hasil pertemuan kata Fernando, permasalahan yang terjadi sebenarnya adalah permasalahan keluarga. Hingga diharapkan, jangan sampai terjadi perpecahan yang mengakibatkan Pulau Penyengat sebagai simbol Kerajaan Melayu Riau Lingga di Kepulauan Riau menjadi tidak kondusif dengan adanya klaim kesultanan tersebut.
“Kami berupaya untuk menengahi kedua belah pihak, sehingga kegiatan malam ini dibatalkan, karena potensi kerawanannya sangat tinggi,” ucapnya.
Dari pertemuan yang dilakukan lanjut Fernando, seluruh pihak juga setuju agar pengukuhan Kesultanan Riau Lingga yang sebelumnya direncanakan malam ini dibatalkan.
Pulau Penyengat sebagai warisan budaya, tidak boleh ada pihak yang mengklaim satu sama lain.
“Selanjutnya kita minta Pemerintah agar dapat menyelesaikan dengan mekanisme dan aturan payung hukum adat,” katanya.
Penulis:Roland
Editor :Redaksi