
PRESMEDIA.ID,Tanjungpinang- Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan dan Retribusi Daerah (BP2RD) Provinsi Kepri Reni Yusneli enggan berkomentar, dan memberi keterangan mengenai anjlok dan terpuruknya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kepri selama pandemi COVID-19.
Saat dikonfrimasi wartawan, Reni Yusneli menolak memberi keterangan, dan meminta wartawan agar menanyakan terpuruknya PAD Kepri itu ke sekretaris Daerah Provinsi Kepri TS.Arif Fadillah saja.
“”Jangan wawancara saya. Tanya Sekretaris Daerah Provinsi Kepri saja,”kata Reni Yusneli kepada sejumlah awak media saat ditemui di kantor Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Pendapatan Daerah (UPT-PPD) Tanjungpinang, Jalan Basuki Rahmat, Selasa (2/6/2020).
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kepri TS Arif Fadillah mengatakan, kondisi PAD Kepri selama pandemi COVID-19 mengalami penurunan hingga Rp 1 miliar per hari.
Penuruan PAD daerah itu, dikatakan Arif, mengacu pada pendapatan PAD Kepri yang bisa mencapai Rp.1,4 Milliar per hari dari sektor pajak Kendaraan bermotor dan Bahan Bakar Bermotor sebelum wabah Pandemi COVID-19.
“Kalau biasanya PAD kita Rp1,4 miliar per hari. Selama pandemi ini hanya Rp 300-400 juta saja,”ungkapnya.
Saat ini Pemerintah Provinsi Kepri mulai membuka pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui aplikasi secara online. Pembayaran online itu resmi dibuka pada Selasa 2 Juni 2020. Hal itu mengantisipasi penularan COVID-19 dan penutupan seluruh pelayanan UPT PPD Kepri sejak 26 Maret 2020 lalu. Aplikasi pembayaran pajak kendaraan bermotor, secara online dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi E-samsat Kepri.
Sayangnya, aplikasi layanam pajak online ini juga tidak cukup baik sebagai solusi dalam mendongkar PAD Kepri, karena penggunaanya belum dipahami masyarakat.
Plt Gubernur Provinsi Kepri, Isdianto juga pesimis layanan pembayaran pajak kendaraan online itu BP2RD itu terbukti ampuh untuk mendongkrak PAD Kepri selama Pandemi.
Hal itu dikarenakan, masyarakat belum terbiasa membayar pajak secara online. Sebab kantor pelayanan Samsat beberapa waktu lalu tutup sementara melayani masyarakat.
“Maka dari itu, kita minta kantor Samsat mulai buka hari ini. Mudah-mudahan dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah,”tutur Isdianto.
Melihat kondisi seperti ini, Isdianto pun pesimis jika target PAD sekitar Rp1,2 triliun yang dialokasikan di APBD 2020 Kepri tidak akan tercapai.
Hal itu disebabkan faktor ekonomi masyarakat yang terpuruk serta efektivitas pembayar pajak secara manual di kantor samsat yang sering tutup akibat wabah pandemi COVID-19.
Penulis: Ismail