BPJS-TK-Tanjungpinang

Tim Investor AIIB Tiongkok Tinjau Lokasi Pembangunan Jembatan Babin di Batam dan Bintan

Rapat koordinasi Gubernur Kepri Ansar Ahmad dengan Tim Investor AIIB Tiongkok di Hotel Best Western Premier Panbil Batam, Rabu (2-8-2023). 
Rapat koordinasi Gubernur Kepri Ansar Ahmad dengan Tim Investor AIIB Tiongkok di Hotel Best Western Premier Panbil Batam, Rabu (2/8/2023). (Foto:Pemprov Kepri/Presmedia.id)

PRESMEDIA.ID, Batam – Tim investor dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) asal Tiongkok, melakukan peninjauan lokasi pembangunan jembatan Babin di Batam dan Bintan.

Sebelum melakukan peninjauan tim AIIB ini juga menggelar rapat koordinasi dengan Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Hotel Best Western Premier Panbil Batam, Rabu (2/8/2023).

Rapat dan peninjauan lokasi pembangunan jembatan Babin di Kepri ini, merupakan tindak lanjut dari rapat tim AIIB Tiongkok dengan Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membahas Multilateral Cooperation Center for Development Finance (MCDF) antara Pemerintah Indonesia dan AIIB.

Dalam rakor tersebut disepakati, tim AIIB, Kementerian PUPR didampingi  tim dari Pemerintah Provinsi Kepri akan turun langsung meninjau lokasi site pembangunan tapak jembatan Babin di sisi Kota Batam mulai dari Kabil, Tanjung Sauh, Pulau Buau, Tanjung Permai Sri Kuala Lobam Kabupaten Bintan.

Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad mengatakan, terwujudnya pembangunan jembatan Batam-Bintan ini menjadi impin seluruh masyarakat Kepri dalam memiliki jembatan terpanjang di Indonesia.

“Kita akan dorong terus agar Jembatan Batam-Bintan ini segera dibangun. Alhamdulillah hari ini tim AIIB datang. Artinya mimpi masyarakat akan jembatan Batam-Bintan akan segera terwujud,” kata Ansar usai memimpin rapat.

Sementara pada rapat koordinasi Gubernur Ansar juga mengatakan, Persiapan pembangunan jembatan Batam-Bintan telah dilakukan melalui pembagian tugas dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemerintah Pusat.

Pemerintah provinsi Kepri kata Ansar,  telah menangani perencanaan mulai dari teknis Detailed Engineering Design (DED), Dokumen lingkungan dan dokumen Andalin, izin vertical clearance, pengadaan lahan, penyempurnaan DED hingga izin pinjam pakai kawasan hutan utamanya yang ada di Tanjung Sauh.

“Apalagi kawasan industri Tanjung Sauh saat ini dikelola dan dikembangkan oleh Panbil Group. Beruntung, pihak Panbil Group telah memberikan persetujuan penggunaan kawasan hutan untuk pembangunan jembatan” jelasnya.

Secara keseluruhan, pengadaan lahan untuk pembangunan jembatan Babin dibutuhkan kurang lebih 74,43 hektar.  Adapun rekapitulasi pengadaan lahannya yang sudah selesai di sisi Pulau Bintan, Pulau Buau dan Tanjung Sauh ditandai dengan terbitnya 52 sertifikat.

Ansar juga menyebut, Kedatangan Tim dari AIIB yang dipimpin Kepala Sektor Investasi Transportasi Regional 1 AIIB Andres Pizarro, didampingi konsultan dan pakar lingkungan, Analis, dan ahli manajemen keuangan AIIB  bersama Kementerian PUPR dan pengembang PT.Batam Raya Sukses Perkasa dari Panbil Group selaku pengembang industri di Tanjung Sauh  juga untuk melihat secara langsung sekaligus berdialog dengan  masyarakat dalam pembangunan jembatan yang akan menghubungkan dua wilayah (Batam-Bintan) di Kepulauan Riau ini.

Sebelumnya Gubernur provinsi Kepri, juga telah telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian PUPR RI, AIIB, dan Pemprov Kepri pada 9 Januari 2023 lalu.

Dalam poin perjanjian tersebut, rencana pembangunan Jembatan Babin, khususnya ruas Batam-Tanjung Sauh yang mengusulkan tiga komponen proyek dengan perkiraan alokasi biaya  mencapai  US$300 juta yang akan didanai melalui pinjaman dari AIIB.

Komponen pertama, adalah pekerjaan Konstruksi dengan estimasi biaya sebesar US$236,88 juta atau sekitar Rp3,695 triliun. Pembiayaan komponen ini mencakup pekerjaan persiapan jembatan dan jalan pendekat.

Kedua, komponen jasa konsultansi pengawasan konstruksi sebesar US$11,84 juta atau sekitar Rp184 miliar, untuk membiayai konsultan pengawasan konstruksi.

Dan ketiga atau terakhir, adalah pembiayaan komponen project management consultancy service dengan nilai sebesar US$1,38 juta atau sekitar Rp21,52 miliar yang akan dipergunakan untuk membiayai konsultan manajemen proyek.

“Atas hal itu, Tim AIIB ini meminta betul setiap kegiatan pembiayaan yang akan ditangani, meski telah clear semuanya dan tidak menimbulkan persoalan dan hambatan dikemudian hari” ujarnya.

Penulis:Presmedia
Editor  :Redaksi

Komentar