
PRESMEDIA.ID – Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kepulauan Riau bersama Bea Cukai Tanjungpinang melaksanakan patroli laut dalam pengawasan Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk penguatan ketahanan pangan.
Patroli ini dilaksanakan menggunakan kapal patroli BC Tanjungpinang dari Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang, Kamis (19/12/2024).
Kepala BKHIT Kepri, Drh.Herwintarti, mengatakan bahwa pihaknya melaksanakan giat patroli laut bersama BC Tanjungpinang untuk penguatan ketahanan pangan jelang Nataru.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat sinergitas dan kolaborasi antar instansi melalui pengawasan bersama terhadap barang wajib lapor karantina di wilayah perairan Tanjungpinang.
“Kepri merupakan provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura. Hal ini meningkatkan potensi masuknya hama penyakit hewan, ikan, dan tumbuhan yang dapat mengancam keamanan dan ketahanan pangan Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan,” ujar Herwintarti.
Dalam menjalankan tugas Badan Karantina Indonesia, melalui BKHIT Kepri, kolaborasi dan sinergitas dengan instansi terkait di perbatasan, seperti Bea Cukai Tanjungpinang, sangat diperlukan.
“Saat ini, kita hanya didukung oleh 131 pegawai,” kata Herwintarti usai apel bersama di Lapangan Apel Kantor BC Tanjungpinang.
Herwintarti juga menegaskan, bahwa jumlah pegawai yang ada sangat jauh dari cukup untuk menjaga 9 satuan pelayanan dengan 31 pos pelayanan yang tersebar di seluruh wilayah Kepri. Rata-rata, setiap pos pelayanan hanya didukung oleh 3 hingga 4 pegawai.
“Ditambah lagi, ada 95 pelabuhan yang menjadi tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa yang belum ditetapkan, di mana barang-barang wajib lapor karantina dituntaskan tanpa pemeriksaan dan pengawasan karantina,” ungkapnya.
Sesuai tupoksinya, Badan Karantina Indonesia berperan dalam pencegahan dan penyebaran penyakit. Misalnya, akibat pemasukan barang lapor karantina yang tidak melalui pemeriksaan karantina, penyakit dapat masuk ke Indonesia.
“Contohnya, African Swine Fever (ASF) telah masuk di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, dan Kepri memiliki potensi akan masuknya ASF,” jelasnya.
Pulau Bulan, sebagai pusat peternakan babi, dapat mengekspor setidaknya 1000 ekor per hari ke Singapura, yang menjadi fokus BKHIT Kepri dalam upaya mitigasi risiko masuknya penyakit hewan tersebut, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025.
“Banyak lalu lintas orang dan barang yang masuk dan keluar dari wilayah Kepri,” ucapnya.
Untuk mengoptimalkan tugas dan fungsi Karantina, kolaborasi antar instansi di wilayah perbatasan menjadi poin utama dalam melindungi negara melalui penjagaan pintu-pintu perbatasan.
Bea Cukai telah menjadi instansi strategis yang mendukung peran dan tupoksi karantina melalui berbagai kegiatan pengawasan bersama di tempat pemasukan dan pengeluaran.
“Saya harapkan Badan Karantina Indonesia bersama CQIP memiliki standar operasional prosedur pengawasan terintegrasi dalam one single, one inspection, dan one operation di wilayah Kepri,” tutupnya.
Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean B Tanjungpinang, Tri Hartana, mengatakan bahwa jumlah penumpang dan aktivitas Nataru semakin meningkat. Bersama BKHIT, pihaknya meningkatkan pelayanan dan pengawasan agar masyarakat nyaman menghadapi Nataru.
“Pengawasan akan kita perketat untuk mencegah masuknya barang-barang berbahaya yang dilarang. Sinergi dan koordinasi dengan instansi terkait akan kita bangun dengan Karantina,” singkatnya.
Penulis: Roland
Editor : Redaktur