Meningkat 200 Persen, Anak Usia Sekolah Penderita TBC di Indonesia Mencapai 57.500 Orang

Foot Ilustrasi hasil Rongen dokter terhadap penderita TBC (Foto-iStock)
Foot Ilustrasi hasil Rongen dokter terhadap penderita TBC (Foto-iStock)

PRESMEDIA.ID, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 57.500 anak usia sekolah dilaporkan terkena penyakit tuberkulosis atau TBC. Jumlah kasus anak terinfeksi TBC ini meningkat sejak 2022 lalu.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Imran Pambudi mengatakan angka tersebut dibagi dua, mulai dari usia sekolah 7-10 tahun dan 10-19 tahun.

“Jadi angkatan sekolah itu kalau ditotal ada 57.500 yang terkena tuberkulosis saat ini,” kata Imran dalam webinar dalam rangka Hari TBC Sedunia yang digelar Kemenkes, Jumat (17/3/2023) dikutip dari CNNIndonesia.com.

Untuk anak usia sekolah di angkatan 7-10 tahun total penderita TBC saat ini mencapai 13.000 anak. Sementara anak usia 10-19 tahun sebanyak 44.500 anak.

Kasus TBC anak, kata Imran, memang terus mengalami peningkatan sejak 2021 hingga 2022 lalu. Bahkan peningkatan mencapai 200 persen dari kasus sebelumnya.

“Kasus meningkat pesat, angka dari 2021 hingga 2022 itu terjadi penambahan hingga puluhan ribu. Jadi meningkatnya sampai 200 persen,” kata dia.

Dari data yang dibagikan Imran, kasus tuberkulosis anak pada 2021 sebanyak 42.187 ribu. Kemudian di 2022 kasus meningkat menjadi 100.726 ribu anak yang positif TBC. Hingga awal Februari lalu, telah terjadi penambahan kasus hingga 18.144 anak TBC.

Meski demikian, Imran tak merinci apa jenis TBC yang diderita anak-anak ini.

Ia meyakini pandemi Covid-19 berkontribusi cukup tinggi terkait penambahan kasus TBC. Terutama sejak diterapkannya PPKM atau pembatasan pergerakan masyarakat.

“Karena saat PPKM banyak orang tau yang harus di rumah saja. Mereka tidak tahu kalau mereka membawa virus TBC, akhirnya menular ke anak saat berinteraksi terus menerus,” pungkasnya.

Penulis: Presmedia
Editor  :Redaktur