
PRESMEDIA.ID, Tanjungpinang – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepulauan Riau, Muhammad Dali mengungkapkan, sekitar 2.800 calon siswa SMA/SMK pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2021/2022 menumpuk di sejumlah sekolah favorit di Tanjungpinang dan Batam.
Hal ini terjadi lantaran para orang tua calon peserta didik, umumnya terkesan memaksakan diri, agar anaknya masuk ke sekolah tertentu yang dinilai favorit atau sekolah unggulan.
“Akibatnya, terjadi penumpukan di sejumlah SMA/SMK yang dinilai favorit atau unggulan, Padahal masih banyak sekolah lain yang masih kekurangan peserta didik. Kasus penumpukan ini umumnya terjadi di Kota Batam dan Tanjungpinang,” ungkap Dali, Senin (12/7/2021).
Untuk Kota Batam lanjut Dali, ada sebanyak 2.807 siswa yang menumpuk di sejumlah sekolah tertentu. Sejumlah sekolah itu seperti di SMK sebanyak 1.600 dan SMA sebanyak 1.207 peserta.
“Penumpukan ini hanya terjadi di beberapa sekolah, seperti di SMA Negeri 1, 2, 3, kemudian SMK Negeri 1 Batu Aji dan sekolah lainnya, Padahal, sejumlah sekolah lain seperti di SMA Negeri 25, 26, SMK Negeri 3, 8, dan 9 masih kekurangan kuota peserta didik,” ujarnya.
Bahkan lanjutnya, untuk mengatasi permasalahan PPDB di Batam, Pemprov Kepri juga telah membuka sekolah baru tahun ini, diantaranya, SMA Negeri 29 di kawasan Marchelia, SMA Negeri 30 di Sekupang, dan SMA Negeri 31 di Sagulung. Tapi justeru siswa peminatnya yang mendaftar minim.
Sementara di Tanjungpinang, penumpukan pendaftar siswa didik baru terjadi di SMA Negeri 1, 2, dan 4. Sedangkan untuk SMA Negeri 3, 5, 6 dan 7 masih mengalami kekurangan kuota siswa.
“Kalau semua sekolah ini terisi, kami yakin tidak akan ada masalah. Oleh karena itu, kami juga menghimbau orang tua, agar dapat mendaftarkan anaknya di sejumlah sekolah yang siswanya masih kekurangan,” imbaunya.
Selain menganjurkan pendaftaran siswa didik baru di sekolah yang siswanya masih kurang, Dali juga mengaku telah berkoordinasi dengan Komisi IV DPRD Kepri untuk menambah volume atau rombongan belajar pada sejumlah sekolah yang terjadi penumpukan itu.
“Tetapi, penambahan kuota itu akan diseleksi lagi dengan mengedepankan siswa yang masih dalam zonasi serta berprestasi,” jelasnya.
Hal ini bertujuan, untuk mengakomodir para peserta didik yang masih dalam zonasi dan berprestasi untuk dapat bersekolah namun masih dalam lingkungannya.
“Diutamakan zonanya dekat dan berprestasi. Ini adalah kebijakan pemerintah agar semua anak bisa bersekolah. Apalagi yang memiliki ekonomi menengah ke bawah,” kata Dali.
Untuk diketahui, pelaksanaan PPDB tingkat SMA/SMK se-Kepri dilaksanakan mulai 28 Juni sampai 1 Juli 2021 lalu. Pelaksanaan PPDB tersebut dilakukan secara online untuk 54 SMA/SMK negeri se-Kepri.
Terdiri dari empat wilayah, yakni Kota Batam, Tanjungpinang, Bintan dan Karimun. Kuota penerimaan peserta didik setiap sekolah juga dibatasi yakni, 65 persen zonasi, 15 persen prestasi, 15 persen afirmasi, dan 5 persen perpindahan orang tua.
Penulis:Ismail
Editor :Ogawa