BPJS-TK-Tanjungpinang

Konsumsi Telur Mentah, Aman atau Bahaya? Ini Kata Dokter 

Ilustrasi telur mentah. (Foto: Pixabay/Presmedia.id)
Ilustrasi telur mentah. (Foto: Pixabay/Presmedia.id)

PRESMEDIA.ID, Jakarta – Cerita tentang makan telur mentah dapat menambah stamina dan meningkatkan kebugaran tubuh banyak ditemui di tengah masyarakat. Bahkan, sebagian orang meyakininya.

Namun, ada pula anggapan bahwa memakan telur mentah dapat meningkatkan risiko terinfeksi bakteri Salmonella.

Jadi, mengkonsumsi telur mentah itu sebenarnya aman atau berbahaya?

Mengutip alodokter.com, telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang murah, praktis, dan mudah diolah. Selain bisa dikreasikan menjadi berbagai menu masakan, telur juga memiliki nilai gizi yang tinggi.

Telur juga mengandung antioksidan serta asam lemak omega-3 dan kolin yang baik untuk kesehatan saraf dan otak. Berkat kandungan nutrisinya yang tinggi dan harganya yang terjangkau, telur menjadi makanan favorit bagi banyak orang.

Meski umumnya telur dikonsumsi dengan cara dimasak hingga matang atau setengah matang terlebih dahulu, ada sebagian orang yang mengonsumsi telur mentah karena dipercaya memiliki nilai gizi yang lebih baik.

Telur mentah memang sering kali dikonsumsi sebagai campuran jamu atau diolah menjadi mayones.

Benarkah Kandungan Telur Mentah Lebih Tinggi daripada Telur Matang?

Sebenarnya, kandungan gizi telur matang tidak jauh berbeda dengan telur mentah. Proses memasak memang dapat mengurangi kandungan nutrisi dalam telur seperti vitamin A, vitamin B, fosfor, kalium, dan antioksidan.

Namun, proses memasak telur tidak membuat kandungan nutrisi tersebut banyak berkurang, sehingga nilai gizi pada telur matang juga tetap tinggi.

Sebuah studi menemukan bahwa protein pada telur matang mampu diserap tubuh sebanyak 90 persen dibandingkan protein pada telur mentah yang hanya terserap 50 persen.

Hal ini dikarenakan dalam proses memasak, suhu panas mengubah struktur protein pada telur, sehingga lebih mudah dicerna tubuh. Hal ini agar telur tidak kehilangan banyak nutrisi, hindari masak telur terlalu lama dengan suhu tinggi.

Jadi, masaklah dengan api sedang selama beberapa menit, lalu hidangkan begitu telur terlihat matang.

Risiko Makan Telur Mentah

Konsumsi telur mentah, terutama jika telur di ternak atau dikemas dengan kurang higienis, dapat meningkatkan risiko terkena infeksi bakteri Salmonella.

Bakteri ini biasanya terdapat pada cangkang telur, namun terkadang juga bisa masuk ke dalam telur melalui retakan kecil yang terkadang tak terlihat.

Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Salmonella dapat mengakibatkan keracunan makanan dan tifus (demam tifoid). Kondisi ini bisa menyebabkan diare, mual, muntah, sakit perut, dan demam.

Gejala keracunan makanan atau tifus bisa serius dan berbahaya pada orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya lansia, balita, atau orang yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, kanker, dan infeksi HIV.

Infeksi bakteri Salmonella dari telur mentah juga bisa berbahaya jika terjadi pada ibu hamil.

Infeksi bakteri dari telur mentah yang tidak segera ditangani dapat menyebar dari usus ke pembuluh darah dan menyebabkan infeksi berat atau sepsis. Kondisi ini bisa berakibat fatal bagi penderitanya. Bagi ibu hamil, infeksi bakteri Salmonella bisa meningkatkan risiko persalinan prematur, keguguran, atau gangguan pada janin.

Untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan akibat makan telur mentah, disarankan untuk memasak telur hingga matang sebelum dikonsumsi. Suhu panas saat memasak, terbukti dapat mematikan bakteri sehingga telur aman dikonsumsi.

Namun, jika berencana membuat olahan seperti krim atau mayones yang mengharuskan penggunaan telur mentah, gunakan telur yang telah melalui proses pasteurisasi.

Telur yang telah dipasteurisasi dapat diperoleh di supermarket. Biasanya, telur jenis ini sudah dikemas, diberi label, dan dibubuhi tanggal produksi serta kedaluwarsa.

Tidak hanya dengan menghindari makan telur mentah, Anda juga sebaiknya menahan diri untuk tidak makan telur setengah matang, karena telur tersebut belum sepenuhnya terbebas dari bakteri Salmonella.

Baca Juga : 

Penulis: Presmedia
Editor  : Redaktur

Komentar